Metroterkini.com - Jasad Syekh Abu Bakar Asy-Syibli memang terkubur dalam tanah sejak Tahun 946 silam. Tapi nasihat santri Imam Junaid Al-Baghdadi ini seakan terus mengalir kepada generasi-generasi sesudahnya.
Syekh Abu Bakar As-Syibli (rahimahullahu) tinggal di Baghdad. Nama As-Syibli dinisbatkan kepadanya karena dibesarkan di Kota Syibli di wilayah Khurasan, Persia. Beliau dilahirkan pada 247 Hijriyah di Kota Baghdad.
Beliau bersahabat dengan Imam Junaid, bahkan menjadi murid beliau. Syeikh Abu Bakar As-Syibli hidup hingga usia 87 tahun, dan wafat pada tahun 334 Hijriyah dan dimakamkan di Baghdad. Beliau termasuk salah satu pembesar sufi dan para 'arif billah.
Abu Bakar As-Syibli punya kisah hikmah yang bersumber dari Kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani. Kisah beliau kembali diceritakan Buya Zein Ali yang disiarkan lewat media sosialnya.
Salah satunya kisah dalam mimpi, sebagaimana terekam dalam Kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani.
Dalam sebuah mimpi seeseorang, Imam Asy-Syibli yang telah wafat itu ditanya Allah, "Kamu tahu, apa yang membuat-Ku mengampuni dosa-dosamu?"
"Amal shalihku." "Bukan."
"Ketulusanku dalam beribadah." "Bukan."
"Hajiku, puasaku, sholatku." "Juga bukan."
"Perjalananku kepada orang-orang saleh dan untuk menimba ilmu." "Bukan."
"Ya Ilahi, lantas apa?" tanya Imam Asy-Syibli.
Allah kemudian menjawabnya dengan mengacu pada kisah pertemuan Imam Asy-Syibli dengan seekor kucing di jalanan Kota Baghdad. Kucing kecil itu loyo oleh ganasnya hawa dingin, menyudut ke suatu tempat, berharap kondisi bisa membaik.
Imam Asy-Syibli yang tergerak hatinya lantas memungut binatang malang itu, kemudian menghangatkannya di dalam jubah yang ia kenakan. "“Lantaran kasih sayangmu kepada kucing itulah, Aku memberikan rahmat kepadamu."
Cerita hidup para sufi kerap menyibak hal-hal istimewa dari perkara-perkara yang tampak remeh. Sepele di mata manusia tak selalu rendah menurut Tuhan. Kisah di atas seolah mengajari kita tentang pentingnya sikap tawadu' atas segenap kesalehan ibadah betapapun hebatnya; juga keutamaan melembutkan hati dan mengulurkan bantuan, termasuk kepada binatang, apalagi manusia. [**]