Metroterkini.com - Rencana pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT. Surya Sawit Mandiri (SSM) di Wilayah Desa Koto Tandun, Kecamatan Tandun, Rokan Hulu (Rohul) mendapat penolakan dari Ormas Pemuda Pancasila (PP) Ranting Koto Tandun dan warga sekitar.
Pada kesempatan itu, Pimpinan Ranting PP Koto Tandun dan warga menyampaikan aspirasi penolakan mereka melalui surat yang mereka serahkan kepada Pimpinan Anak Cabang (PAC) PP Tandun, agar dapat disampaikan kepada Pemkab Rohul.
Menanggapi hal tersebut, Ketua PAC PP Tandun, M. Tohsin, Kamis (8/7/2021) di kediamannya, membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima surat aspirasi penolakan dari Ranting PP dan warga.
"Benar kami sudah menerima surat penolakan dari masyarakat terkait rencana pendirian PKS tersebut," katanya
"Sebelum surat tersebut kami serah ke Pemkab Rohul, terlebih dahulu surat itu akan kami serahkan ke MPC PP Rohul, karena dalam aturan organisasi itu berjenjang naik dan berjenjang turun," jelasnya.
Tohsin juga menjelaskan, pihaknya juga menolak rencana pendirian pabrik tersebut, karena pabrik yang akan dibangun terlalu dekat dengan permukiman warga dan fasilitas umum seperti sekolah.
"Jarak Pabrik dengan pemukiman warga hanya 300 meter, selain kebisingan tentu bau Limbah pabrik nanti akan sangat mengganggu warga di sana," ungkapnya.
"Jadi kami sangat berharap kepada Pemkab Rohul melalui Dinas terkait agar dapat melakukan evaluasi dan verifikasi kembali sesuai dengan aturan yang berlaku dan legalitas pendirian pabrik itu dikeluarkan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan," tegas ketua PAC Pemuda Pancasila Tandun.
Dijelaskan, Tohsin geram warga bertambah, karena sebelum kegiatan pembangunan pabrik tersebut pihak dari PT. SSM hanya mengundang beberapa oknum tertentu saat melakukan sosialiasi, tidak keseluruhan warga yang berada dilokasi pabrik tersebut.
"Memang PT. SSM ini sama sekali tidak pernah melibatkan masyarakat biasa yang berada di lingkungan pabrik saat melakukan sosialisasi, kalau pun ada itu hanya perangkat desa yang rumahnya berdekatan dengan pabrik," ungkapnya lagi.
"Sementara dampak dari pabrik ini nantinya bukan hanya sekelompok orang saja yang akan merasakan namun seluruh elemen masyarakat sampai ke anak cucu kami nantinya," ucapnya.
Secara tegas Tohsin menyampaikan bila mana penolakan ini tidak digubris dan pabrik tetap melakukan kegiatan, maka pihaknya akan melakukan aksi besar-besaran.
"Ya, jika nantinya aspirasi kita tidak di dengar, maka kita akan melakukan aksi besar-besaran, sebab ini bukan persoalan main-main," pungkasnya mengakhiri.[rls]