Muncikari Diskon Tarif, 59 ABG Jadi Korban 'Open BO'

Muncikari Diskon Tarif, 59 ABG Jadi Korban 'Open BO'

Metroterkini.com - Rencana jual beli ABG dalam dunia prostitusi yang melibatkan 59 anak-anak untuk malam tahun baru terungkap oleh Polresta Pontianak. Hebohnya, Muncikari juga memberikan diskon alias turun tarif kencan sebagai upaya menarik pelangganya.

Tawaran 'diskon' ini pun akhirnya membuat banyak pihak yang melakukan booking online (BO) terhadap para muncikari. Tarifnya mulai Rp 300 ribu sekali kencan diturunkan menjadi Rp 150 ribu.

"Ya (ada semacam diskon), bahasanya sudah bahasa komersil," kata Kapolresta Pontianak Kombes Komarudin saat dihubungi, Kamis (17/12/2020).

Menurutnya, jumlah anak-anak yang dilibatkan dalam praktik seks komersial bisa lebih dari 59 orang. Oleh karena itu, polisi akan terus menggencarkan razia.

Dia mengatakan kasus ini terungkap setelah polisi menangkap 28 orang di salah satu hotel di Pontianak. Mereka terdiri dari 17 laki-laki dan 11 perempuan. Sebanyak 10 orang di antara mereka masih berusia anak-anak.

Polisi kemudian menyelidiki kasus dengan memeriksa ponsel dari pihak-pihak yang diamankan. Kemudian terungkaplah komunikasi soal tawar-menawar prostitusi yang melibatkan anak-anak.

"Hari ini kita amankan juga 2 perempuan, 4 lelaki di salah satu penginapan di Pontianak. Perannya masih kita dalami. Kita pastikan kita tak akan berhenti, akan kembangkan lagi. Kita antisipasi malam tahun baru," tegasnya.

Kombes Komarudin juga mengimbau pihak hotel dan rumah kos proaktif ikut mencegah terjadinya prostitusi anak. Polisi juga menggandeng pemerintah daerah (pemda) serta Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPAD) untuk memerangi praktik prostitusi anak.

"Kita benar-benar melindungi anak. Bagi pengusaha perhotelan yang tidak kooperatif, tidak menginformasikan, kita akan rekomendasikan untuk ditutup operasionalnya, karena kita anggap melakukan pembiaran," tegasnya.

Polisi masih terus mendalami keterlibatan pihak-pihak yang diamankan dalam kasus prostitusi anak. Sementara anak-anak yang terjaring razia dibina.

"Sudah 5 mengarah ke muncikari. Dan untuk anak-anak kita titipkan ke shelter atau safe house milik provinsi untuk dilakukan pembinaan. Baru nanti dikembalikan ke orang tua," ungkapnya.

Dia mengatakan upaya razia secara intens dilakukan untuk mencegah lebih banyak anak-anak terjebak dalam dalam praktik prostitusi. Dia mengatakan banyaknya razia yang dilakukan sebagai bentuk keseriusan menjamin Pontianak sebagai kota layak anak.

"Kota Pontianak memang kota layak anak karena menandakan aparat penegak hukum benar-benar melindungi. Dengan intensnya kita melakukan razia itu sebagai bentuk jaminan keamanan. Jadi siapa saja lakukan kejahatan terhadap anak, apakah itu penganiayaan, termasuk kejahatan seksual terhadap anak akan kita sikat," tegasnya. [dt-met]

Berita Lainnya

Index