Harvard Prediksi Virus Corona Masuk ke Indonesia

Harvard Prediksi Virus Corona Masuk ke Indonesia

Metroterkini.com - Hasil studi Universitas Harvard menduga virus corona seharusnya sudah masuk ke Indonesia.

Lima peneliti Sekolah Kesehatan Masyarakat T.H Chan Harvard menemukan bahwa ada korelasi positif antara jumlah penumpang yang melakukan perjalanan udara dari Wuhan terhadap potensi kemunculan kasus virus corona di negara lain.

Berdasarkan studi berjudul Using Predicted Imports of 2019-nCoV Cases to Determine Locations that may not be Identifying All Imported Cases, negara-negara yang memiliki penerbangan langsung dari Wuhan diperkirakan memiliki kasus corona dengan perhitungan lebih dari 95 persen interval prediksi (PI). Namun, sampai saat ini jurnal tersebut belum diuji oleh pakar lain.

Sementara itu, Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki penerbangan langsung dari dan menuju Wuhan.

"Lokasi-lokasi dengan penerbangan langsung dari Wuhan dan jumlah kasus yang dilaporkan di bawah 95 persen PI bisa menunjukkan potensi kasus yang tidak terdeteksi di lokasi-lokasi tersebut terutama ketika kontak itu terjadi sebelum pembatasan perjalanan (ke Wuhan) diberlakukan," bunyi laporan Harvard itu.

"Sementara itu secara khusus, Indonesia dan Kamboja dengan sejumlah penerbangan langsung dari Wuhan saat wabah menyebar memiliki jumlah kasus di bawah 95 persen PI dan telah melaporkan nol kasus (Indonesia) dan satu kasus (Kamboja) sejauh ini, sementara Thailand memiliki kasus paling banyak dengan tetap di bawah PI."

Riset tersebut membandingkan Indonesia serta Kamboja dengan negara-negara lain yang memiliki penerbangan langsung sudah melaporkan kasus virus corona, seperti Jerman, Singapura, Jepang, Hong Kong, hingga Inggris dan Amerika Serikat.

Padahal jarak negara-negara tersebut dengan daratan China lebih jauh daripada jarak Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu.

Penelitian itu merekomendasikan Indonesia dan Kamboja untuk memperketat pengawasan dan pengendalian demi memastikan kasus corona terdeteksi.

WHO juga sempat mengungkapkan kekhawatirannya karena sampai saat ini belum ada laporan soal infeksi virus corona di Indonesia. Sebab, negara-negara di sekitarnya seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, hingga Australia sudah mengonfirmasi terpapar epidemi itu.

Profesor Ian Mackay, seorang ahli virus di Universitas Queensland, mengatakan jika kasus virus corona tidak terdeteksi di negara-negara yang memiliki potensi cukup tinggi terpapar maka ada risiko terkait kemunculan infeksi lebih lanjut bahkan wabah baru.

"Anda hanya berpikir kontak dekat-keluarga, teman dekat mungkin pertemuan bisnis-dapat kemudian terinfeksi oleh kasus-kasus ini dan ini dapat membuat (pihak-pihak) memprediksi sedikit hotspot infeksi virus," kata Mackay seperti dikutip CNNIndonesia.

Mackay menuturkan para ilmuwan tidak percaya penyakit ini menular melalui udara. "Jadi tidak terlalu mudah untuk menyimpulkan bahwa Anda harus melakukan tatap muka dengan seseorang untuk menularkan virus itu," katanya.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto justru menantang Universitas Harvard untuk membuktikan langsung hasil riset yang memprediksi virus corona semestinya sudah masuk ke Indonesia.

Terawan berkukuh hingga saat ini belum ada kasus virus corona karena Indonesia telah memiliki alat untuk mendeteksi virus asal China tersebut.

Terawan mengklaim proses pemeriksaan terkait virus corona dilakukan dengan ketat dan sesuai standar.[**] 

Berita Lainnya

Index