Metroterkini.com - Kegiatan Bumi Reyog Berdzikir (BRB), Minggu (5/1/2020) mendatang yang diselenggarakan oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Ponorogo, Jatim memiliki nuansa berbeda dari agenda BRB sebelumnya.
Pada penjelasannya Wisnu Hadi Prayitno selaku Penggagas dan Koreografer, seni pencak silat Reyog adalah sebuah gagasan Kolaborasi yang akan dihadirkan dalam konteks pertunjukan. Ide gagasan ini muncul saat Wisnu Hadi Prayitno sebagai perwakilan Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Ponorogo menjadi delegasi Kebudayaan Indonesia, Mengkolaborasikan Pencak Silat dan Reyog Ponorogo dalam berbagai misi kebudayaan di Azerbaijan serta Riyadh Arab Saudi yang di support penuh oleh Kemenpora Republik Indonesia.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa pencak silat dan Reyog Ponorogo merupakan warisan leluhur bangsa. "Dimana keduanya ini menjadi nafas dan semangat yang tak terpisahkan bagi masyarakat Ponorogo, reyog dan pencak silat tumbuh kembang bersama Pencak Silat hadir sebagai gerak nyata dalam mengusir penjajah pada zamannya Reyog tumbuh kembang menjadi bagian pemersatu bangsa," kata Wisnu Hadi Prayitno, Kamis (2/1/2020).
Pada kesempatan tersebut melalui agenda Bumi Reyog Berdzikir Tahun 2020 Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Ponorogo bekerjasama dengan Seni Sabukjanur mempersembahkan sajian apik sekaligus menyambut di tetapkannya Pencak Silat oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda dari indonesia atau Intangible Cultural World Heritage, dalam karya pertunjukan ini melibatkan 75 peraga yang kesemuanya adalah seniman-seniwati, atlet-atlet Warga Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Ponorogo. Hadir di dalamnya Wisnu Hadi Prayitno sebagai pegagas dan Koreografer serta Prasasti Resi Mahatma sebagai Komposer. [nur]