Metroterkini.com - Korban tewas akibat topan Hagibis di Tokyo, Jepang bertambah jadi 18 orang. Ribuan pasukan diturunkan untuk menyelamatkan penduduk yang belum terevakuasi.
Sebagaimana dilansir Reuters pada Minggu (13/10/2019), pemerintah Jepang menurunkan puluhan ribu tentara dan petugas penyelamat pada hari Minggu untuk menyelamatkan penduduk yang terlantar dan sedang melawan banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai. Topan Hagibis ini salah satu topan terburuk yang melanda negara itu dalam satu dasawarsa ini.
Sementara itu, menurut siaran NHK, ada 17 orang yang dilaporkan hilang. Pemadaman listrik pun dilakukan akibat bencana ini. Bencana ini pun sempat membuat beberapa aktivitas transportasi terganggu. Ada 800 jadwal penerbangan yang terpaksa dibatalkan. Jadwal kereta peluru ke beberapa daerah yang terkena dampak paling parah dari topan ini pun sempat turut dibatalkan.
Namun, kini pihak berwenang telah mencabut peringatan hujan untuk wilayah Kanto di sekitar Tokyo. Beberapa toko telah dibuka kembali dan banyak jalur kereta api yang kembali beroperasi, tetapi mereka memperingatkan soal masih adanya risiko sungai di Jepang timur meluap dan menimbulkan kerusakan baru.
Terkait bencana ini, Perdana Menteri Shinzo Abe telah mengadakan pertemuan darurat dengan para menteri terkait. Dia juga mengirim menteri yang bertanggung jawab atas manajemen bencana ke daerah-daerah yang terkena dampak. Tak lupa, Shinzo pun turut menyampaikan belasungkawanya.
"Pemerintah akan melakukan segala daya untuk bekerja sama dengan agen dan operator terkait yang berupaya memulihkan layanan sesegera mungkin," kata Abe sebagaimana disiarkan oleh NHK.
Selain itu, ada sekitar 27.000 anggota pasukan bela diri Jepang serta petugas pemadam kebakaran, polisi dan anggota penjaga pantai yang dikirim untuk menyelamatkan orang-orang yang terdampar di prefektur Nagano Jepang tengah dan di tempat lain. NHK mengatakan bahwa luasnya kerusakan yang meluas itu baru mulai muncul karena banyak daerah masih terendam air. [dtk-mer]