Inilah Ancaman Bagi Manusia dari Luar Angkasa

Inilah Ancaman Bagi Manusia dari Luar Angkasa

Metroterkini.com - Luar angkasa meskipun sangat menarik, bukanlah tempat yang ramah. Ada berbagai ancaman di atas sana yang berpotensi membahayakan kehidupan manusia modern dalam skala tertentu. 

Nah, apa saja yang dipandang sebagai ancaman bagi masyarakat Bumi yang berada di antariksa? Berikut 3 di antaranya yang dikutip dari detikINET.

1. Sampah Antariksa

Sejak perlombaan menuju luar angkasa antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet, negara lain banyak membuat satelit sendiri dan diluncurkan ke luar angkasa. Masalahnya, sedikit yang peduli soal nasib wahana antariksa itu usai misi sudah selesai.

Diestimasi ada lebih dari sejuta keping sampah sebesar lebih dari 1 cm berada di orbit sekitar Bumi. Setiap kepingan itu punya potensi menabrak dan merusak satelit lain dan jika demikian, akan menambah lagi sampah di atas sana.

Sekitar separuh dari sampah di angkasa saat ini berasal hanya dari dua insiden, tes anti satelit di 2007 di mana China menghancurkan satelitnya sendiri dengan misil serta kecelakaan pada 2009 antara satelit Rusia yang sudah rusak dengan satelit AS yang masih beroperasi.

Hal ini menurut ilmuwan dapat menimbulkan sindrom Kessler, skenario mimpi buruk di mana saking banyaknya sampah di angkasa membuat kita tidak bisa lagi meluncurkan satelit ke orbit dan berdampak buruk bagi kehidupan manusia modern. Itu karena banyak hal bergantung pada satelit, seperti telekomunikasi.

Skenario itu membuat apapun yang diluncurkan ke orbit bakal rusak karena tabrakan random, menambah sampah lagi dan seterusnya. Menghindari kasus semacam ini adalah perhatian lembaga antariksa semacam European Space Agency (ESA) meski banyak halangan menghadang.

"Kami adalah salah satu agensi antariksa pertama bersama NASA yang menyoroti permasalahan ini," cetus Holger Krag, Head of ESA Space Debris. Masalah utama adalah, masih longgarnya aturan soal membuang sampah di antariksa sehingga regulasi harus diperketat.

2. Badai Matahari

Semburan partikel matahari bisa menimbulkan bahaya pada perangkat elektronik yang sekarang banyak diandalkan oleh manusia masa kini. Ia berasal dari aktivitas magnetis di matahari, yang melepaskan partikel subatom ke angkasa.

Partikel bersangkutan membawa energi listrik yang dapat merusak perangkat elektronik sensitif. Satelit dan pembangkit listrik pada khususnya, menurut ilmuwan terancam oleh fenomena ini.

Pada tahun 1989, sebuah badai matahari mengakibatkan kerusakan senilai lebih dari USD 10 juta di pembangkit listrik di Quebec, Kanada, sehingga 6 juta orang kena dampaknya. Pada 1859 di Inggris, badai matahari masif pernah pula membuat kompas tak berfungsi, perangkat telegram pun rusak.

Pada 2017, organisasi London Economics memperkirakan bisa terjadi kerugian sampai 5,2 miliar poundsterling di Inggris saja, jika terjadi gangguan satelit navigasi atau GPS selama 5 hari akibat badai Matahari.

Saat ini, hanya tersedia satelit yang sudah berumur untuk memantau kedatangan badai Matahari. Teknologinya pun dianggap sudah usang dan tidak dapat memberi peringatan secara dini.

Inggris pun coba berinvestasi senilai 22 juta euro pada sistem pengawas badai Matahari. Perangkatnya rencananya akan ditempatkan jutaan kilometer di atas sana untuk memantau solar flare tersebut.

3. Hujaman Asteroid

Hujaman asteroid dapat dipastikan terjadi lagi di masa depan dengan skala kerusakan besar jika tidak diantisipasi, seperti yang beberapa kali terjadi di masa silam. Berbagai skenario pun telah dipersiapkan untuk menanggulanginya.

Kabar baiknya, saat ini manusia punya teknologi untuk itu. "Kita adalah generasi pertama di Bumi yang sungguh bisa melakukan sesuatu terhadap risiko ini," kata Krag yang dikutip metroterkini dari detikINET.

Berbagai proposal sudah diketengahkan untuk menangkis tabrakan asteroid walaupun memang belum ada yang sudah direalisasikan. NASA telah menyetujui misi menabrakkan sebuah pesawat angkasa ke asteroid dan membelokkan arahnya. Dinamai Double Asteroid Redirection Test (DART), ini adalah misi pertama NASA dalam mempertahankan planet Bumi.

DART merupakan wahana antariksa yang dirancang untuk 'mencegat' bulan kecil atau moonlet yang mengelilingi asteroid Didymos pada akhir tahun 2022. Saat itu, posisi moonlet yang bernama Didymoon ini berjarak sekitar 11 juta kilometer dari Bumi.

DART kemudian akan menabrakkan dirinya menuju Didymoon untuk mencoba mengubah arahnya dan menjauh dari Bumi. Jika sukses, konsep yang sama dapat digunakan untuk mengubah arah asteroid dan mencegah tabrakan dengan Bumi yang dapat menimbulkan bahaya besar.

"Tabrakan ini akan mengubah kecepatan dari moonlet dalam orbitnya di sekitar tubuh utama dengan sepersekian persen, cukup untuk bisa diukur menggunakan teleskop di Bumi," kata NASA. [***]

Berita Lainnya

Index