Tradisi Hari Raya Enam, Wisata Religi Ziarah Kubur

Tradisi Hari Raya Enam, Wisata Religi Ziarah Kubur

Metroterkini.com - Kabupaten Kampar merupakan Serambi Mekahnya Provinsi Riau yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi Islam yang mengakar. Perpaduan tradisi budaya dan Islam menghampiri seluruh aktivitas kegiatan masyarakat kampar.
 
Ada sebuah tradisi yang cukup unik di masyarakat Kampar yaitu "Aghi Yayo Onam " Hari Raya Enam 1440 H. Hari raya enam merupakan hari raya setelah melaksanakan puasa enam hari di bulan syawal Pelaksanaan tradisi Hari Raya Enam oleh masyarakat Bangkinang dan sekitarnya dihadiri oleh Gubernur Riau, Syamsuar, Rabu (12/6/2019).

Sebagian besar masyarakat Kampar lebih menganggap dan meriahkan hari raya enam dibandingkan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal. Hari raya enam ini menurut ninik mamak setempat merupakan hari raya berbagi dan bersilaturrahmi antar sesama baik itu sesama warga setempat maupun dengan warga perantau yang sudah lama meninggalkan kampung halamannya.
 
Pada perayaan Hari Raya Enam,perantau asal kampar wajib pulang kampung, dan harus membawa semua anggota keluarganya dari rantau untuk memperkenalkan sanak saudaranya di kampung halaman.
 
Setiap pelaksanaan acara hari raya enam ini biasanya selalu diisi dengan acara tradisi dan hiburan. Seperti pelaksanaan tahun ini, dari paginya semua warga tersebut berkumpul di salah satu mesjid kemudian mengarak-arak anak yatim kemudian berkumpul dipinggir sungai kampar sambil melakukan makan bersama anak yatim dan seluruh warga perantau yang datang.
 
Setelah acara jamuan makan diadakan, selanjutnya diadakan pesta rakyat bagi anak-anak generasi muda untuk mempererat tali persaudaraan diantara mereka dengan acara pacu goni dan panjat pinang serta tarik tambang.
 
Dibeberapa desa di Kecamatan Bangkinang, Kecamatan Tambang, Kecamatan Kuok dan tempat lainnya di Kabupaten Kampar, di Hari Raya Enam mereka melakukan tradisi ziarah kubur, dan ziarah kubur ini hanya dilakukan oleh kaum laki – laki. Tradisi Ziarah kubur ini yang bertujuan untuk mendoakan para arwah / roh dari orang – orang yang telah meninggal dunia sehingga jiwanya merasa tenang dan tentram didalam kubur.
 
Ziarah Kubur ini didasari tradisi agama dan kearifan lokal masyarakat Kampar. Dari tradisi agama, ziarah kubur merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW, karena dengan memberikan doa kepada orang – orang yang telah meninggal dunia mereka percaya dapat memberikan perlindungan dalam kehidupan mereka, dan dengan berziarah kubur, mereka akan lebih mengingat mati dengan demikian dapat meningkatkan keimanan kepada Allah seolah – olah mereka akan mati besok pagi.
 
Sedangkan dari kearifan lokal atau tradisi adat istiadat ziarah kubur ini merupakan suatu kebiasaan ( tradisi ) yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu tradisi ziarah kubur juga dapat mempererat hubungan diantara sesama kaum kerabat yang sudah lama terhenti karena kesibukan masing – masing.
 
Dibeberapa tempat di Kabupaten Kampar ziarah kubur pada hari raya enam, diawali dengan berkumpul disuatu tempat kemudian bersama- sama melakukan ziarah, berkeliling dari satu kuburan ke kuburan lainnya. Dan ziarah kubur biasanya ditutup dengan makan bersama ”Makan Bajambau”makan bersama di teras-teras mesjid atau mushola.

Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan kegiatan ini bisa dijadikan wisata religius karena tidak banyak daerah-daerah yang melaksanakan ziarah kubur ini.

Untuk itu ini harus lebih ditingkatkan lagi agar dapat menarik nantinya dapat mengundang wisatawan khususnya wisatawan muslim di Kabupaten Kampar.

Bupati Kampar, Catur Sugeng Susanto dalam arahannya tradisi ini mempunyai makna religius yang sangat baik. [**kamparkab]
 

Berita Lainnya

Index