Metroterkini.com - Sistem keamanan server Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah siap menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Pengamat keamanan siber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya mengungkapkan seharusnya sistem keamanan KPU sudah standby dan tinggal mengawasi saja.
"Harusnya sistem sudah standby sebelumnya sekarang tinggal mengawasi saja. KPU juga bisa koordinasi dengan cybercrime, BSN, Kominfo, dan terutama komunitas ISP yang siap bahu membahu jika situs KPU terkena peretasan," ujarnya, Selasa (16/4).
Alfons menambahkan jika sampai ada kejadian peretasan pun pasti sudah diantipasi. Pasalnya, secara strategis KPU sudah memisahkan server data hasil perhitungan perhitungan pemilu dengan data webiste.
"Data hasil pemilu itu sifatnya offline, jadi aman dari peretas online," tambah Alfons.
Pekan sebelumnya, Alfons server Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak mungkin diatur oleh peretas untuk memenangkan salah satu pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2019.
Alfons mengatakan hasil final perhitungan suara formulir C1 yang diunggah ke server atau situs KPU dalam format foto, sehingga tidak mungkin bisa diubah.
Sebelum formulir C1 diunggah, ada beberapa proses offline yang dilakukan KPU. Saat melakukan perhitungan suara, komputer yang digunakan KPU juga dalam keadaan offline sehingga tidak mungkin menjadi sasaran peretasan.
"Data perhitungan suara KPU itu offline. Itu data yang secara hukum sah. Komputer yang memasukkan data dan server hasil pemilu tidak terkoneksi ke internet sehingga akan sangat sulit untuk di retas karena tidak terkoneksi ke internet," kata Alfons, Selasa (9/4).
Hasil akumulasi suara dari Tempat Pemilihan Suara (TPS) akan ditampilkan di situs KPU dalam bentuk formulir C1. Sementara data perhitungan suara yang berada di TPS memiliki server terpisah yang tidak tersambung dengan internet.
Data TPS setiap wilayah ini akan dimasukkan oleh KPU secara offline atau tidak terhubung internet. Bahkan proses rekapitulasi suara sebelum C1 juga dilakukan secara manual.
"Data TPS di input di KPU wilayah dan komputer-komputernya tidak terhubung ke internet. Rekapnya juga manual," ujar Alfons.
Oleh karena itu, ia mengatakan kendati situs KPU diretas tapi manipulasi suara tidak mungkin dilakukan. Mengingat formulir C1 yang berada di situs KPU berupa foto, sementara data-data perhitungan suara tidak tersambung ke server atau situs KPU. [***]