Metroterkini.com - PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) akan mengubah bahan bakar empat pembangkitnya menjadi menggunakan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO). Hal ini merupakan upaya mengurangi penggunaan energi fosil pada sektor ketenagalistrikan.
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman mengatakan, empat pembangkit yang menjadi pelopor perubahan bahan bakar menjadi CPO sedang diuji coba yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Batakan 50 Megawatt (MW) di Balikpapan, Kalimantan Timur, PLTD Supa di Pare-Pare dengan kapasitas 62 MW dan PLTD Kanaan di Bontang, Kalimantan Timur dengan kapasitas pembangkit listrik sebesar 10 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) PLTMG Jayapura dengan kapasitas 10 MW di Papua.
"Itu untuk tahun ini targetnya, yang eksisting diganti menjadi CPO," kata Syovfi, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (20/2).
Menurut Syovfi, untuk mengubah bahan bakar yang dikonsumsi pembangkit, PLN harus melakukan modifikasi pembangkit dan merubah beberapa komponen. Namun untuk investasi yang dikeluarkan, dia belum bisa menyebutkan.
"Ada investasi baru, tapi saya lupa angkanya berapa," tutur Syovfi.
Direktur PLN Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abumanan mengungkapkan, perubahan bahan bakar yang digunakan pembangkit dari Bahan Bakar Minyak ( BBM) menjadi CPO, akan menurunkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada sektor kelistrikan sekitar 190 ribu kilo liter (kl) per tahun.
"Dalam satu tahun BBM yang bisa dikonversi bisa mencapai 190 ribu Kiloliter," tutur Djoko.
Djoko pun memastikan, empat pembangkit tersebut akan beropersi optimal pada tahun ini, setelah dilakukan ujicoba. Untuk pasokan CPO, PLN sudah mendapat kepastian dari produsen CPO.
"Uji coba sudah dimulai. Ya pokoknya tahun ini empat pembangkit itu sudah harus gunakan CPO," tandasnya. [mer]