Metroterkini.com - Huawei boleh saja bertaji di pangsa pasar global. Namun, ketika berbicara market share di Indonesia, Huawei bahkan tidak masuk top lima besar.
Lo Khing pun mengakui bahwa di tahun 2017 kemarin Huawei sibuk melakukan restrukturisasi, salah satunya dengan menggandeng distributor baru, yakni PT GDN Imperium Perkasa. Huawei juga disebut sibuk mempersiapkan pondasi untuk menghadapi persaingan yang super-super keras di Indonesia.
"Cuma memang filosofi Huawei ini agak lain. Mungkin merek-merek lain atau kompetitor lain banyak melakukan marketing, iklan, dan lain-lain. Tapi harganya jadi mahal ke konsumen. Sedangkan Huawei kami percaya kami memiliki pusat teknologi," paparnya.
"Nilai kami ada di teknologi. Investasi kami lebih banyak bukan di marketing, tapi inovasi produk," tambahnya dilansir Detik.
Lebih lanjut Lo Khing mengatakan bahwa Huawei tak ingin berlari cepat. Mereka mengibaratkan seperti lari maraton.
Pihaknya percaya diri bahwa bisnisnya akan berjalan dengan jangka waktu yang panjang karena didukung dengan teknologi yang mendukung, mulai dari jaringan sampai teknologi produk, seperti prosesor Kirin.
Meski tak demikian, menurut penuturan Lo Khing, Huawei tetap mengincar posisi nomor tiga di market share smartphone Indonesia. Namun, untuk mencapai posisi tadi Huawei tak ingin terlalu terburu-buru dan memilih aman dengan jangka waktu menengah.
Ditanya berapa lama, Lo Khing tidak menjawab secara spesifik. "Lima tahun kelamaan. Di bawah itu lah," pungkasnya. [dtk]