Metroterkini.com - Sejumlah warga Pangkalanakerinci, Pelalawan, Riau kecewa pasalnya pembangunan Instalasi Rawat Inap Penyakit dalam 2 lantai RSUD Selasih Pangkalan Kerinci dengan anggaran hampir 12 M gagal dibangun hanya gara - gara banyak kepentingan, selain terindikasi main mata juga ada kepentingan besar tarik menarik ingin menguasai proyek ini.
Sangat disayangkan memang Dana Alokasi Kusus (DAK) ini harus kembali ke Pusat padahal untuk mendapatkan dana DAK ini sangat susah, diperkirakan dana ini bisa dikucurkan kembali ke Pelalawan, Riau, sekitar 2 tahun lagi.
"Ada uang DAK yang sudah masuk rekening daerah untuk pembangunan Instalasi Rawat Inap Penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Selasih Pangkalankerinci dikembalikan ada apa?," Jelas warga Pangkalankerinci, Pelalawan, Riau, Bayu Rabu (26/10/17).
Terdengar kabar gagalnya lelang ini karena ada kepentingan besar yang tarek - menarek di pembangunan RSUD ini, sejumlah sumber lain menyebutkan cuma gara - gara oknum anak pejabat dan termasuk yang di SP6 melakukan interpensi untuk memenangkan proyek ini.
Pihak lain seperti tokoh masyarakat Pelalawan, Haji Mirin menyayangkan hal ini seharusnya bangunan Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam bisa dimanfaatkan masyarakat kini harus gagal dibangun, Hal ini tentu berdampak pada nama baik orang nomor satu di Pelalawan.
Dikonfirmasi kontraktor juga ikut tender juga menyayangkan pengembalian dana yang sudah siap dimanfaatkan ini mengenai ada permainan mafia proyek yang bermain dia mengaku tidak tahu.
Beberpa waktu lalu seperti yang kita dengar pembangunan Instalasi Rawat Inap Penyakit dalam 2 lantai RSUD Selasih Pangkalan Kerinci dengan anggaran hampir 12 M bayangkan beberpa kali di lelang pada LPSE RSUD Pelalawan gagal.
Permainan ini sungguh kasat mata dugaan permainan KKN diduga sudah diatur oleh Pokja Dinas dengan pengumuman lelang umum dengan faska kulifikasi dokumen pengadaan no 027/BLPBJ/POKJA 06/2017/11 tanggal 9 Juni 2017.
Herannya ketika dikonfirmasi ketua Pokja, Zukri malah seperti orang bodoh, dan hanya menjawab, masalah kelengkapan pendaftaran di LPSE perusahaan yang tidak terbaca.
"Saya ikut aturan menseleksinya bang, bagaiman saya mau meluluskan perusahaan lain karena syarat mereka tidak terbaca di LPSE, kalau lebih jelas mungkin pemainan ada pada PDE," Jelasnya Rabu (21/6/17) lalau.
Perusaaan yang diundang tersebut hanya ada 2, yaitu PT. Cakrawala Nusindo dan PT. Melayu Riau aneh memang urutan perusahaan ini ada di No 3 teratas dan nomor 5 teratas, sementara perusahaan yang penawarannya jauh dibawah tidak diundang.
Terdengar kabar 2 perusahaan dibawa oleh petinggi di SP6 dan perusahaan lainnya dibawa oleh penguasa anak pejabat.**