Metroterkini.com - Objek wisata Kawah Putih di Bandung Selatan memang telah dikenal sejak dulu. Inilah sekelumit kisah dari Kawah Putih.
Popularitas Objek Wisata Kawah Putih Bandung masih tak tergantikan di hati pencinta traveler, meskipun banyak bermunculan objek wisata baru yang berada di wilayah Bandung Selatan.
Hal tersebut telihat dari jumlah kunjungan ke objek wisata Kawah Putih yang tak pernah sepi kunjungan. Kawah Putih sudah menjadi objek wisata wajib bagi para wisatawan yang hendak berwisata ke wilayah Bandung Selatan.
Bahkan tak sedikit dari wisatawan menyebutkan 'tak afdol jika berkunjung ke Kabupaten Bandung jika tidak mengunjungi Kawah Putih'.
Selain memiliki keindahan alam yang menjadi nilai jual objek wisata ini. Cerita sejarah yang hingga kini terus berkembang di masyarakat menjadi daya tarik 0bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Kawah Putih.
Duty Manager Kawah Putih, Soleh Hendri Alfialwan mengatakan, konon katanya dahulu kala Kawah Putih digunakan sebagai tempat ritual oleh masyarakat sekitar.
"Dulunya Kawah Putih diduduki oleh Sunan Ibu sama Sunan Rama," katanya kepada detikTravel di Kawah Putih belum lama ini.
Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar Kawah Putih masih meyakini kepercayaan mistis semacam memotong kambing, kepercayaan leluhurnya dan perayaan hari besar di bulan-bulan tertentu.
"Setiap bulan-bulan tertentu memotong kambing, sekarang tidak tahu mungkin juga masih ada di masyarakat," ungkapnya.
Cerita dan mitos tentang Kawah Putih terus berkembang dari generasi ke generasi. Hingga kini (sebagian masyarakat) masih percaya bahwa Kawah Putih merupakan tempat berkumpulnya roh para leluhur.
Terbentuknya Kawah Putih bermula letusan dari Gunung Patuha di abad ke 9. Dari letusan itu terbentuklah kawah berwarna putih kebiruan dan kehijauan bercampur blerang khas danau vulkanik seluas 10 hektare.
Sayangnya letusan yang membentuk kawah indah itu tidak banyak diketahui masyarakat karena lokasinya berada di hutan terpencil. Tak sedikit dari masyarakat menganggap tempat tersebut angker, bahkan segerombolan burung pun enggan melintasi kawasan tersebut.
Hendri menambahkan, Kawah Putih ditemukan oleh seorang warga negara Belanda bernama Franz Wilhelm Junghuh.
"Junghuh tertarik meneliti kawan Kawah Putih karena masyarakat dulu masih mempercayai mitos," tambahnya.
Masyarakat dulu mengatakan Kawasan Kawah Putih angker, bahkan jika burung terbang di atas langit Kawah Putih mati seketika.
"Asumsi masyarakat dulu, burung ketika melewat (melintasi langit Kawah Putih) mati, padahal sulfur belerang yang ada di Kawah Putih (tinggi) menyebabkan burung yang melintas mati," ujarnya.
Bidang Pemasaran Kawah Putih, Deddy Heryana, mengatakan di Kawasan Kawah Putih masih terdapat beragam jenis flora dan fauna endemik khas Jawa Barat.
"Beragam jenis pohon kayu masih ada, bahkan surili, babi hutan jika sedang kebetulan masih bisa di temui di Kawah Putih," pungkasnya. [dtTravel]