Metroterkini.com - Badan Logistik (Bulog) Divisi Regional Riau bersama dengan instansi terkait mengadakan operasi pasar di sejumlah tempat selama bulan Ramadan.
Langkah ini untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok yang cenderung naik menjelang, selama dan sesudah bulan Ramadhan.
Hal ini dikatakan Humas Bulog Divisi Regional Riau, Hendra G kepada wartawan, Rabu (7/6/17) siang, kemarin, di kantornya.
Menurut Hendra, operasi pasar dimulai sejak 5 hari sebelum Ramadan sampai hari ini.
"Sampai hari ini masih digelar operasi pasar," ujar Hendra di Kantornya di Jalan Cut Nyak Dhien, Pekanbaru.
Masih menurut Hendra, operasi pasar yang rutin digelar saat ini di depan Kantor Bulog Divre Riau Jalan Cut Nyak Dhien, Pekanbaru.
Operasi rutin ini dimulai pukul 08.30 WIB sampai siang. Saat ini ada sebanyak 7 komoditi dipasarkan pada operasi pasar tersebut, seperti beras dengan kualitas premium dijual dengan harga Rp9.300 per kilogram, gula dijual dengan harga Rp12.500 per kilogram, daging beku dijual Rp80 ribu per kilogram, bawang putih dijual dengan harga Rp38 ribu per kilogram, bawang merah dijual dengan harga Rp18 ribu per kilogram, dan minyak goreng dalam kemasan berdiri dijual dengan harga Rp12 ribu per liter, serta cabe merah dari Bukit Tinggi dengan harga mengalir sesuai fluktuasi harga dari sentra produksi.
Selain di depan Kantor Bulog Riau, operasi pasar murah juga pernah dilaksanakan di beberapa tempat, yakni di kantor kelurahan dan kecamatan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, pameran yang digelar BRI di GOR Tri Buana dan tempat-tempat lainnya.
"Kita akan suport kegiatan pasar murah atau kegiatan sosial yang dilakukan instansi pemerintah maupun swasta atau kelompok sisoal. Kalau mereka minta kita (Bulog) akan gelar operasi pasar ditempat kegiatan mereka.
Ditegaskan Hendra, saat ini, stok beras di Gudang Bulog Divisi Regional sebanyak 30.000 ton. Stok (beras) tersebut siap untuk suplai sampai September depan. Beras tersebut merupakan beras dalam negeri dan Vietnam dengan standar premium.
Dalam memasarkan komoditinya, Bulog juga menggandeng pedagang disetiap RW dengan istilah rumah pangan kita (RPK).
Harga komoditi yang dijual di RPK sama dengan harga operasi pasar yang digelar Bulog. "Harga enceran tertinggi (HET) nya kita (Bulog) yang tetapkan," kata mantan atlet sepak takraw Provinsi Riau ini.
Sementara itu, ungkap Hendra, khusus untuk daging beku merupakan daging kerbau beku dari India yang memiliki perbedaan dengan daging kerbau yang dijual dipasaran (pasar daging). Sebab, daging kerbau beku dari India bukan kerbau pekerja, seperti di Indonesia.
"Daging kerbau beku yang kita dijual lembut dan tidak berotot, karena kerbaunya hanya memproduksi susu dan kerbau potong. Kalau daging kerbau yang dijual dipasaran berotot dan keras, sebab kerbaunya, kerbau pekerja," ujarnya. [rdi]