Metroterkini.com - Kepolisian Turki menahan hampir 450 orang yang diduga sebagai anggota kelompok radikal ISIS. Penangkapan itu dilakukan dalam operasi yang dilakukan secara nasional.
Menurut kantor berita resmi Turki, Anadolu, aparat menangkap sekitar 448 tersangka dalam operasi kepolisian terbesar di Turki terhadap ISIS sejak serangan di kelab malam Reina di kota Istanbul. Serangan pada 1 Januari yang menewaskan 39 orang itu diklaim oleh ISIS.
Di antara mereka yang ditahan adalah warga asing dan mereka yang diduga merencanakan sejumlah serangan di Turki. Dalam operasi yang digelar pada Minggu (5/2), 150 tersangka, semuanya warga Suriah, ditangkap dalam penggerebekan ke hotel-hotel dan rumah-rumah warga di Sanliurfa. Sebanyak 47 orang lainnya ditahan di kota Gaziantep, dekat perbatasan Suriah, sedangkan 39 orang lainnya ditangkap di Hatay, juga berbatasan dengan Suriah.
Adapun 66 tersangka, kebanyakan warga asing, ditahan di empat distrik di ibukota Ankara. Sedangkan puluhan orang lainnya ditangkap di sejumlah provinsi, mulai dari Bursa di Turki barat hingga ke Antalya di wilayah Mediterania dan Bingol di Turki timur.
Di kota Izmir yang biasanya tenang, 9 orang ditangkap karena diduga telah pulang pergi dari Suriah dan merencanakan serangan-serangan di kota tersebut. Menurut Anadolu, salah satu tersangka yang ditahan di Izmir -- seorang warga Suriah berinisial E.A. --- diyakini telah menghubungi para penyelundup manusia dalam upaya untuk membantu para anggota ISIS masuk ke Eropa.
Selain menangkap para tersangka, aparat keamanan Turki menyita dokumen, senjata berburu, senjata api tanpa izin resmi, dan sejumlah buku karya Fethullah Gulen, pemimpin Organisasi Teroris Fethullah (FETO).
FETO dan Gulen, yang saat ini tinggal di Amerika Serikat, dituding sebagai dalang upaya makar pada Juli 2016 yang menewaskan sedikitnya 248 orang dan melukai sekitar 2.200 lain.
Gulen, yang tinggal di Pennsylvania, Amerika, membantah sebagai dalang upaya kudeta itu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kemudian meminta pemerintah Amerika mengekstradisi Gulen untuk diadili. Namun, Amerika menolak mengekstradisi Gulen seperti permintaan Erdogan. [***]