Obama Kecam Rusia soal Dugaan Peretasan Pemilu AS 2016

Obama Kecam Rusia soal Dugaan Peretasan Pemilu AS 2016

Metroterkini.com - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam Rusia dan Presiden Vladimir Putin dalam konferensi akhir tahun yang digelar di White House, Jumat (16/12/2016) waktu setempat. 

Kecaman itu terkait dugaan peretasan oleh Rusia yang mengintervensi Pemilihan Presiden AS pada November lalu. Obama menyalahkan Putin atas kejahatan maya tersebut. 

"Tak terjadi apa-apa di Rusia tanpa Vladimir Putin. Ini adalah operasi hierarkis," kata Obama pada konferensi end-of-year terakhirnya sebelum lengser sebagai Presiden AS. 

Menurut Obama, Rusia harus terus-menerus menerima pesan yang jelas untuk tak melakukan serangan maya ke AS. Ia pun mengindikasikan ancaman kepada Rusia jika tak juga menyetop aksinya.

"Kami bisa melakukan hal yang tak kalian (Rusia) inginkan," Obama mengimbuhkan, sebagaimana dilaporkan BusinessInsider dan dihimpun KompasTekno, Senin (19/12/2016).

Obama tak asal menuduh Rusia. Presiden sesumbar sudah menggenggam bukti kuat dari lembaga intelijen AS (CIA dan NSA) atas tuduhannya itu.

Keterlibatan Rusia pada pemilu AS dikatakan gencar pada tahap terakhir kampanye. Negara oposisi tersebut diduga tak hanya berhasil membobol sistem komputer Partai Demokrat (pendukung Hillary Clinton), tetapi juga milik Partai Republik (pendukung Trump).

Bedanya, dokumen-dokumen rahasia yang dibocorkan ke publik hanya dari Demokrat. Hal ini sedikit banyak memengaruhi elektabilitas Clinton di hadapan warga AS. Dokumen dari Republik sendiri kebanyakan digunakan untuk menyerang Demokrat.

Menurut intelijen, tujuan utama Rusia adalah merusak jalannya pemilu AS dan menjatuhkan integritas calon pemimpin. Rusia tak secara spesifik menginginkan kemenangan Trump. Namun, Clinton lebih dianggap sebagai ancaman sehingga Rusia berusaha meruntuhkan legitimasinya. [kmc]

Berita Lainnya

Index