Jessica Memelas Keadilan kepada Presiden Jokowi

Jessica Memelas Keadilan kepada Presiden Jokowi

Metroterkini.com - Sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso sudah memasuki babak akhir. Jika tak ada halangan, sidang vonis Jessica akan dibacakan majelis hakim pekan depan.

Pada persidangan kemarin, kubu Jessica giliran membacakan berkas dupliknya. Jessica mempertahankan dirinya tak bersalah dalam kasus kematian Mirna.

Sama seperti pleidoi sebelumnya, Jessica juga menyiapkan pembelaan pribadi yang dibacakannya sendiri di luar pembelaan kuasa hukum. Jika sebelumnya menangis tersedu-sedu, kali ini Jessica lebih mengontrol emosinya meski suaranya terdengar parau.

Ada hal menarik dalam berkas duplik yang dibacakan Jessica. Wanita berambut panjang itu menyinggung nama Presiden Joko Widodo.

Namun bukan karena ada kaitannya dengan kasus yang terjadi Januari silam. Pada Jokowi, Jessica justru meminta adanya keadilan dalam kasus yang bergulir hampir setahun lamanya. Dia tetap yakin tak pernah membunuh Mirna yang disebutnya sebagai sahabat dekat.

"Kepada Presiden RI yang saya hormati, saya sebagai masyarakat Indonesia dengan sepenuh hati memohon kepada Bapak untuk memperhatikan hak saya dalam sebuah peradilan ini tanpa intervensi pihak luar," kata Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dikutip merdeka.

Dijelaskannya, semua barang bukti yang dihadirkan tidak ada satu pun yang mengarahkan dia sebagai pembunuh Mirna. Dia juga menantang siapa yang bisa membuktikannya sebagai pembunuh Mirna dengan memasukkan racun sianida ke es kopi vietnam.

"Kalau ada pihak yang berkepentingan atas kasus ini saya pastikan saya tidak pernah menaruh racun dalam kopi Mirna. Kalau ada yang bisa membuktikan saya adalah seorang pembunuh maka saya rela untuk dihukum namun faktanya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa saya seorang pembunuh karena saya bukan seorang pembunuh," bebernya.

Sepanjang persidangan berlangsung, katanya, dia menilai semua tudingan yang di arahkan padanya hanya fitnah belaka. Semua, katanya, seperti dikait-kaitkan.

"Sejak saya ditahan banyak isu soal kepribadian saya yang dipermasalahkan. Bahkan JPU menuduh saya sebagai seorang pembunuh hanya karena melihat bentuk wajah saya. Apapun yang saya lakukan selalu salah di mata penuntut umum," ungkap Jessica sesenggukan.

Jessica melanjutkan, saat dirinya menunjukkan ekspresi senyum dirinya dianggap pembunuh berdarah dingin. Sementara saat dia berekspresi tidak tersenyum itupun dipermasalahkan.

"Dalam beberapa sidang pun mendengar beberapa keterangan saksi yang mengatakan saya menangis karena saya tidak mampu mendengar kesaksian-kesaksian bohong tapi penasihat hukum menasihati agar saya tetap tegar dan jangan menangis. Dan yang menyedihkan lagi kenyataan saya masih bernapas pun dipermasalahkan lagi dan dicemooh. Lalu saya harus bagaimana? Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," tegas Jessica.

Jessica berjanji akan terus memperjuangkan kebebasannya sampai titik terakhir. Sebab kasus yang berjalan selama ini sungguh tak adil buatnya yang tak merasa membunuh Mirna.

"Saya akan berjuang hingga titik terakhir untuk mendapat kebebasan saya," tutupnya. [**]

Berita Lainnya

Index