Metroterkini.com - Senator Ted Cruz serta Gubernur John Kasich dari Partai Republik mengumumkan siap bekerja sama untuk melakukan kampanye kolaboratif di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Tujuannya agar jumlah delegasi bakal calon presiden terkuat, Donald Trump, tidak memenuhi target.
Trump, walau sama-sama maju dari Partai Republik, tidak disukai sesama anggota partai. Sang pengusaha kasino dan properti sementara ini masih melaju kencang menjelang konvensi partai tiga bulan mendatang.
The Guardian melaporkan, Senin (25/4), Trump meraih 845 delegasi. Sedangkan Cruz menguntit di urutan kedua (559) dan Kasich menjadi yang paling bontot (148). Sesuai aturan Partai Republik, bakal calon berhasil meraup dukungan 1.237 delegasi partai otomatis dinominasikan sebagai capres.
Jeff Roe, Ketua Tim Sukses Cruz, mengaku sudah dihubungi kubu Kasich. Mereka sepakat mengalah di negara bagian yang dirasa lebih condong kepada kubu lawan.
"Kami akan memusatkan perhatian di Indiana, sehingga Kasich diharap bisa memenangkan pemilihan primary di Oregon dan New Mexico," kata Roe.
"Menyerahkan nasib partai kita pada calon seperti Trump adalah bencana. Kita butuh sosok pemersatu dan berpeluang menang pilpres," imbuhnya.
Taktik ini diyakini bisa mengganjal Trump memastikan tiket otomatis menjadi capres menantang Hillary Clinton dari Partai Demokrat. Pilpres AS akan digelar pada November mendatang.
Cruz, sebagai saingan yang punya peluang besar mengganjal Trump, sangat berhasrat memenangkan dukungan dari Indiana. Di negara bagian itu, pemenang primary otomatis mendapatkan 30 suara delegasi.
Trump setelah mendengar koalisi antara Cruz dan Kasich bergegas mengejek rivalnya melalui akun Twitter. "Wow, saya dengar si pembohong Ted dan Kasich akan berkolusi demi menyingkirkan saya dari pilpres. Menyedihkan," tulis sang pengusaha tajir itu.
Kalangan Republik yang khawatir pada ideologi dan visi Trump mendukung kolaborasi Cruz dan Kasich. Strategi berbagi suara itu akan dijalankan di beberapa negara bagian seperti Cleveland maupun Oregon.
Trump dianggap bukan Republikan sejati. Peluangnya mengalahkan Hillary juga dianggap kecil.
"Kami merasa gagasan tim sukses kedua kubu patut didukung," kata Tim Miller, juru bicara Kelompok Lobi Principles PAC yang sangat anti pada Donald Trump.[mrd]