Metroterkini.com - Menjelang Tour de Flores, 16-25 Mei 2016 mendatang, salah satu destinasi wisata yang perlu dikunjungi saat Anda berada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah Pulau Komodo.
Hal tersebut bukan tanpa sebab, selain memiliki keindahan alam yang memukau, destinasi wisata prioritas di tahun 2016 ini juga menjadi salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai cagar biosfer. Dengan statusnya tersebut, destinasi wisata ini akan terus menjaga pelestarian keanekaragaman hayati, khususnya komodo.
Esthy Reko Astuty, Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara, Rabu (23/3/16) di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata mengatakan, dengan penetapan Pulau Komodo sebagai salah satu kawasan cagar biosfer di Indonesia, pihaknya akan terus membenahi manajemen pengelolaan.
"Sebenarnya setelah menjadi cagar biosfer, Pulau Komodo nantinya akan dikelola dengan manajemen tourism yang jauh lebih baik. Dengan pembenahan manajemen tourism tersebut, kami berharap tak hanya fungsi pariwisatanya saja yang terangkat, tetapi juga sebagai upaya pelestarian lingkungan," ungkap Esthy kepada Liputan6.com.
Salah satu bentuk pembenahan yang akan dilakukan berupa jam kunjungan dan pembatasan jumlah pengunjung dalam satu hari. Hal ini dilakukan agar tidak merusak pola ekosistem di Pulau Komodo, yang tentu akan berdampak negatif pada keanekaragaman hayati di dalamnya. Selain itu, perbaikan dari sisi infrastruktur transportasi dan akomodasi juga menjadi perhatian pemerintah Indonesia, khususnya Kemenpar.
Esthy pun mengatakan, Kemenpar akan berkolaborasi dengan kementerian terkait lainnya, serta pihak swasta untuk membenahi manajemen dalam mengelola Pulau Komodo.
"Sudah tentu kolaborasi dengan kementerian lainnya, seperti Kementerian Kehutanan dan Pekerjaan Umum akan kami ajak untuk berkolaborasi untuk membangun Pulau Komodo. Selain itu pihak swasta yang sudah terlebih dahulu mengenal dan bahkan turut terlibat dalam pelestarian di Pulau Komodo sebagai mitra kerja kami," tutup Esthy. [**]