Metroterkini.com - Sidang lanjutan dugaan pencurian dalam keluarga atau penggelapan yang dituduhkan pada Ernaly Chandra oleh mantan suaminya, Suhardy Nurdin kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (15/3).
Agenda sidang atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Melda Siagian kali ini adalah keterangan para saksi dari pihak pengadu.
Kuasa Hukum Terdakwa Ernaly Chandra, Iim Zovito Simanungkalit menilai, keterangan saksi pengadu Suhardy Nurdin tidak jujur.
“Sejak awal ini udah nggak benar. Jadi pada saat saksi diajukan, kapan tindak pidanannya, apa saja, itu dia tidak bisa menunjukkan,” ujarnya usai sidang.
Iim memerinci, misalnya saja soal surat kendaraan bermotor yang dipermasalahkan. “Dia bilang motor dibeli sebelum menikah, bohong. Dalam surat BPKB dibeli tahun 2005,” lanjutnya.
Soal rumah yang berada di Green Garden Jakarta Barat yang diakui Suhardy Nurdin adalah milik adiknya Sujanto Nurdin juga tidak benar. “Saksi bilang rumah itu milik adiknya, padahal kita punya bukti kwitansi dan buku tabungan saat jual beli rumah tahun 1999,” tambah Iim.
Celakanya, ada beberapa aset gono gini lain yang tidak dipermasalahkan dalam kasus ini. “Terakhir ia menyatakan ada aset lain yang tidak dia sebutkan. Untung tadi hakim menanyakan, ada beberapa ruko lagi. Ada keserakahan disini dan negara memfasilitasi keserakahan orang, keserakahan seorang suami,” sambung Iim.
Karenanya, Iim berharap dalam kasus ini hakim bisa memutuskan perkara dengan seadil-adilnya. “Hakim harusnya bela yang lemah. Sampai saat ini yang lemah adalah istrinya, sedangkan suaminya memiliki segalanya,” pungkasnya.
Menariknya lagi, saat saksi pengadu Suhardy Nurdin dimintai keterangan Majelis Hakim, banyak sekali jawaban lupa atau tidak ingat.
Hal itu membuat majelis hakim yang dipimpin Slamet Suripto melontarkan kata-kata keras. “Masa kamu menikah tahun 1998 harta yang kamu beli tidak ingat,” ujar Hakim Anggota Dewa Putu Y Hardika, disela-sela sidang. [syah]