Metroterkini.com - Tidak menetunya harga Tandan Buah Segar (TBS) akhir-akhir ini membuat para petani Sawit khususnya di Kabupaten Kampar dan Riau pada umumnya merasakan dampak ekonomi yang sangat kuat. Sebab, harga pasar sawit yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar di Riau dan diduga bermainnya para tengkulak dan ijon.
“Ke depan dengan beroperasinya Pabrik pengolahan Sawit dan turunannya ini kita dapat menstabilkan harga TBS dari petani dan Koperasi yang ada di Kabupaten Kampar dan Riau pada umumnya,’’ungkap Bupati Kampar H Jefry Noer, Jumat (4/3) di Bangkinang Kota saat menerima kunjungan dari perusahaan PT Sungai Pinang Malindo.
PT Sungai Pinang Malindo yang berlokasi di Dusun Pematang Kulim Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur tersebut nantinya dapat memberikan perubahan ekonomi masyarakat yang ada di Kabupaten Kampar menjadi Lebih baik dan mengurangi pengangguran. Jefri juga menjelaskan bahwa pabrik tersebut nantinya akan mengelola CPO menjadi minyak goreng.
Masyarakat Kabupaten Kampar nantinya mendapatkan harga sepesial untuk harga minyak Goreng hasil dari pengelolahan PT Sungai Pinang Malindo. "Oleh karena itu, mari kita sama sama mendukung pembangunan Pabrik Kelapa Sawit PT Sungai Pinang Malindo karena bertujuan untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat Kampar," tambah Jefry.
Dengan beropersinya pabrik pengolahan sawit tersebut, tentunya akan dapat menampung hasil dari petani-petani sawit masyarakat dan Koperasi dan insya Allah akan dapat menstabilkan harga TBS khususnya di Kampar.
"Bagi masyarakat petani sawit yang mandiri, dapat bergabung dengan koperasi-koperasi. Ini sangat memberikan keuntungan bagi perekonomian masyarakat terutama petani sawit,” ujarnya.
Pertemuan juga dihadiri oleh sejumlah pengusaha antara lain Neo Teck Siang, Saiful Shah Rani, Er Chew Chin, Neo San Aik dan Eddy, serta dihadiri juga oleh Asisten Ekbang dan Kesra Setda Kampar Nurbit, Kepala SKPD terkait dan dari Koperasi. [hms-ali]