Metroterkini.com - Beberapa hari ini, kisruh tuntutan pengadilan federal Amerika pada Apple untuk membantu FBI meretas iPhone tersangka teroris Syed Farook makin memanas. Terutama sejak bos Apple, Tim Cook, menolak mentah-mentah permintaan pengadilan itu.
Namun, tidak banyak yang tahu bila sejak 2008, Apple telah membantu pemerintah mengakses data puluhan iPhone untuk kepentingan penyidikan. Total, Apple pernah 'meretas' 70 iPhone setelah muncul permintaan dari pemerintah. Lalu, mengapa kali ini Apple menolak?
Ternyata sebelumnya, Apple hanya perlu mengambil data yang tidak terenkripsi (terkunci oleh kode khusus) dari iPhone mengingat kasus-kasusnya juga ringan, misalnya kasus perdagangan narkoba.
"Untuk iPhone-iPhone tadi, Apple mempunyai kemampuan teknis untuk mengambil beberapa kategori data yang tidak terenkripsi dari password yang ada di perangkat iOS," ujar perwakilan Apple di pengadilan, Daily Mail kemarin (17/02).
Di sisi lain, untuk kasus Syed Farook jauh lebih ekstrim. Selain yang dilakukan Farook adalah aksi terorisme yang menewaskan 14 orang, permintaan FBI adalah Apple mau membantu mereka meretas total sistem enkripsi di iPhone 5c milik Farook.
Tentu, meretas total sistem keamanan satu iPhone saja bisa merusak citra Apple yang dikenal melahirkan perangkat dengan sistem keamanan tinggi. Terlebih, Apple juga khawatir alat untuk meretas si iPhone itu nantinya akan digunakan di masa depan. Hal yang pastinya membahayakan jutaan pengguna iPhone di berbagai penjuru dunia. [mrd]