Metroterkini.com - Kebakaran lahan yang terjadi Riau saat ini telah kondusif. Karena itu, satu helikopter untuk water bombing hari ini digeser dari Riau ke Sumatera Selatan (Sumsel).
Demikian disampaikan, Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger kepada detikcom, Rabu (14/10/15). Dia menjelaskan, satu unit helikopter jenis Kamov yang selama ini bertugas di bawah Komandan Satgas Udara Marsma TNI Henri Alfiandi digeser ke Sumsel.
"Siang ini heli Kamov sudah dipersiapkan menuju ke Palembang, Sumsel," kata Edwar.
Menurut Edwar, heli Kamov ini akan memperkuat tim Satgas Udara yang ada di Sumsel. Perbantuan ini merupakan permintaan BNPB setelah wilayah Riau dinyatakan kondusif soal kebakaran lahan.
"Wilayah kita sudah dinyatakan kondusif. Makanya satu heli digeser ke Sumsel untuk diperbantukan dalam penanganan kebakaran lahan," kata Edwar.
Edwar menjelaskan, di Riau awalnya ada 3 heli satu pesawat Cassa. Tiga heli milik BNPB selama ini bertugas melakukan water bombing. Namun dalam tiga pekan terkahir, kebakaran lahan sudah bisa teratasi.
"Awalnya BNPB meminta dua unit heli untuk digeser ke Sumsel. Namun kita meminta agar satu heli saja. Karena kita juga butuh untuk memantau wilayah kita. Walau sudah kondusif, tetapi tetap harus dipantau," kata Edwar.
Sementara itu, Komandan Satgas Udara, Marsma TNI Henri Alfiandi mengatakan, pihaknya tetap berkoodrinasi dengan BMKG dalam pemantauan titik panas.
Dari sana, bila muncul titik panas, tim Satgas Udara langsung melakukan pemantauan untuk melihat secara langsung apakah titik panas berpotensi menjadi titik api.
"Walau Riau sudah kondusif, namun tim Satgas Udara tetap melakukan pemantauan langsung. Tim kita tetap bergerak melihat kondisi di lapangan lewat udara," kata Henri, yang juga Komandan Lanud (Danlanud) Roesmin Nurjadin tersebut.
Danlanud Roesmin Nurjadin yang pertama berpangkat 'Bintang Satu' ini menyebutkan, pihaknya juga selalu berkoodinasi dengan Satgas Darat, yang dimpimpin, Darem 031 Wira Bima, Brigjen Nurendi.
"Seluruh tim penanggulangan kebakaran lahan tetap siaga saat ini sekalipun kondisi sudah kondusif. Pemantauan udara tetap kita laksanakan. Bila ada titik api, kita langsung koordinasikan ke tim darat untuk bersama-sama melakukan pemadaman baik melalui darat dan udara," kata Henri. [**]