Sukses Mengorbit, Satelit LAPAN-A2 Bantu Pantau Kabut Asap

Sukses Mengorbit, Satelit LAPAN-A2 Bantu Pantau Kabut Asap

Metroterkini.com - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan satelit LAPAN-A2/LAPAN ORARI yang baru saja diluncurkan ke orbit ekuator siang tadi berpotensi membantu pengamatan lahan gambut Sumatera dan Kalimantan yang saat ini sedang terkena bencana asap di titik kritis.

"Salah satu misi LAPAN-A2 adalah untuk pemantauan permukaan bumi yang termasuk lahan hutan. Jadi, data yang didapat dari LAPAN-A2 mungkin akan bisa digunakan instansi terkait yang tengah melakukan penanganan atas bencana asap itu," kata Thomas usai detik-detik peluncuran LAPAN-A2 melalui siaran live-streaming di kantor pusat LAPAN Rawamangun, Jakarta Timur, Senin, 28 September 2015. 

LAPAN-A2 tidak dilengkapi sensor panas yang bisa melihat langsung lokasi persisnya letak titik api di wilayah terkait bencana kabut asap, namun pengguna bisa melihat secara langsung tampilan visual lahan-lahan yang terbakar dan wilayah sumber asap bisa dipantau dari langit dengan skala visual yang lebih besar. "LAPAN hanya bisa memberi data di koordinat mana sumber api ditemukan, arus asap juga bisa diamati."

Satelit LAPAN-A2/LAPAN ORARI yang berbobot 78 kg dengan dimensi 500 x 470 x 380 mm tersebut menggantikan pendahulunya, LAPAN-A1, yang telah diluncurkan pada 2007 dan masa operasionalnya berakhir 2013. LAPAN-A2 mengemban misi pemantauan permukaan bumi, identifikasi kapal laut, dan komunikasi radio amatir. 

Satelit ini dilengkapi Automatic Identification System (AIS) yang dapat mendeteksi ribuan kapal dengan cakupan area pengamatan mencapai ribuan kilometer sehingga saat ini misinya diutamakan pada pemantauan lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia.

Selanjutnya ada misi pemantauan bumi yang memanfaatkan dua kamera video analog dengan resolusi 5 meter dan kamera digital dengan resolusi 3,5 meter untuk mengamati citra objek yang seukuran dengan kemampuan resolusi kamera tersebut.

Untuk misi komunikasi radio amatir, LAPAN-A2 digunakan untuk penandaan pulau terluar yang masih menjadi bagian dari Indonesia setelah dipasangnya pemancar di pulau-pulau tersebut untuk membantu pengidentifikasian.

Melalui kerja sama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), LAPAN-A2 dapat menfasilitasi komunikasi radio amatir untuk mendukung upaya penanggulangan saat terjadi bencana. 

LAPAN-A2 sudah berhasil mengorbit di ekuator dengan inklinasi enam derajat di ketinggian 650,16 km dari permukaan bumi. Dengan orbit ekuatorial tersebut, LAPAN-A2 akan melintasi wilayah Indonesia 14 kali sehari atau setiap kurang lebih 90 menit.

Dalam fase awal pasca peluncurannya, LAPAN menyiapkan dua lokasi, yaitu di Pusat Teknologi Satelit di Rancabungur, Bogor, dan Balai Penjejak Satelit di Biak untuk memastikan semua sensor, komunikasi data, dan sikap satelit (posisi satelit saat menghadap bumi) sesuai dengan apa yang ditentukan. Diharapkan setelah fase ini, LAPAN-A2 sudah bisa difungsikan dengan baik dan mengirim data-data yang diperlukan.[tempo]

Berita Lainnya

Index