Tolak Kedatangan Paus, Demonstran Ditahan Polisi

Tolak Kedatangan Paus, Demonstran Ditahan Polisi

Metroterkini.com - Polisi Kuba mengamankan sekitar 50 orang ketika kelompok anti-Katolik Roma memimpin demonstrasi di Havana, Minggu (13/9), kurang dari seminggu sebelum Paus Fransiskus berkunjung ke negara komunis itu.

Pengamanan semacam itu sudah jadi hal yang biasa sejak pawai diselenggarakan secara reguler setiap hari Minggu oleh Ladies in White, kelompok pengkritisi Gereja Katolik Roma dan Kardinal Kuba, Jaime Ortega. Vatikan dianggap gagal melakukan advokasi mereka dengan pemerintah Kuba.

Pemimpin Ladies in White, Berta Soler menyatakan, mereka berencana hadir bersama massa yang akan dipimpin Paus Fransiskus di Havana dan Holguin, 19-22 September mendatang. Paus juga akan mengunjungi Santiago de Cuba.

"Saya akan berdiskusi dengan Paus tentang perlunya menghentikan kekerasan polisi terhadap mereka yang mengeskpresikan kebebasan berdemonstrasi di depan umum," ujar Soler, Senin (14/9) dilansir CNN.

Pemerintah Kuba menganggap kelompok Ladies in White sebagai provokator yang ditunggangi oleh kelompok anti-komunis di Amerika Serikat sebagai bagian dari usaha untuk mengganggu stabilitas pemerintah di Havana.

Dalam aksinya di Gereja Katolik Santa Rita, Havana, sekitar 40 perempuan bersama puluhan pendukung laki-laki, berbaris di luar rute resmi dan sisi jalan. Di sana, mereka berhadapan dengan 200 pendukung pemerintah dan kepolisian.

Polisi perempuan mendorong, menarik, dan membawa para demonstran perempuan ke dalam bus-bus. Beberapa di antara perempuan tersebut sempat melawan. Sementara itu, laki-laki diborgol dan dibawa ke mobil polisi.

Insiden serupa pernah terjadi beberapa bulan belakangan, namun demonstran segera dilepas. Menurut para demonstran, kira-kira 100 orang biasanya ditahan setiap hari Minggu di Kuba.

Agustus lalu, kepolisian Kuba menahan 768 demonstran dari berbagai kegiatan politik, yang menurut Komisi Kuba untuk Hak Asasi Manusia dan Rekonsiliasi Nasional, sejauh ini merupakan jumlah tertinggi tahun ini.

Di antara yang ditahan Minggu lalu ada Jose Daniel Ferrer, Kepala Serikat Patriotik Kuba, organisasi oposisi terbesar di negara itu. Jose dilepaskan satu jam kemudian.

"Gereja harus lebih prihatin soal ini atau kapanpun yang menyangkut hak asasi manusia," Ferrer berkata setelah polisi memborgolnya, membawanya ke stasiun dan kemudian menurunkannya di terminal bus. "Itulah tugas mereka."

Gereja mengklaim bahwa mereka mengadvokasi isu hak asasi manusia dengan pemerintah, namun tidak untuk persoalan politik partisan.[cnn]

Berita Lainnya

Index