Diduga Puing MH370, Bagian Sayap Ditemukan Di Pulau Reunion

Diduga Puing MH370, Bagian Sayap Ditemukan Di Pulau Reunion

Metroterkini.com - Puing pesawat yang diduga milik MH370 ditemukan terdampar di Pulau Reunion, lebih dari 5.000 kilometer dari tempat diduga pesawat maskapai Malaysia Airlines itu jatuh. Pergerakan puing hingga ribuan kilometer dari lokasi awal sangat mungkin terjadi di lautan, terutama karena derasnya arus di Samudera Hindia.

Berdasarkan simulasi pergerakan sampah plastik di lautan pada situs adrift.org.au, benda bisa bergerak hingga 5.000 kilometer dalam waktu satu tahun, lalu mengelilingi dunia dan kembali ke titik awal dalam tiga tahun.

Berdasarkan simulai tersebut, benda di lautan sebelah barat Perth--tempat diyakini MH370 jatuh--bisa tiba di Pulau Reunion dalam waktu satu tahun.

Robin Beaman, ahli geologi lautan dari Universitas James Cook, Australia, mengatakan bahwa benda besar yang terapung hingga jarak jauh di samudera seringkali terjadi.

Tahun lalu, kata dia, seorang pria kehilangan perahunya karena terbawa arus di pantai Barat Australia. Delapan bulan kemudian, kapal itu ditemukan di Pulau Mayotte, lebih dari 7.000 kilometer dari titik awal terbawa arus.

"Samudera Hindia adalah lautan luas, tapi faktanya sebuah perahu bisa terbawa jauh dan masih bisa ditemukan di bagian lain lautan, kemungkinannya ada," kata Beaman, dikutip dari The Guardian.

Pergerakan benda di Samudera Hindia berdasarkan simulasi arus laut di situs adrift.org.au. Menurut Beaman, penyelidik bisa meneliti gelombang laut untuk menentukan di mana tepatnya pesawat jatuh ke air. Namun ini diakuinya bukan pekerjaan mudah, mengingat waktu dan luasnya lautan tempat puing kemungkinan terbawa arus.

"Sulit untuk memastikan di mana pesawat itu berada. Hal ini hanya membenarkan bahwa pesawat ada dalam air, bukannya dibajak dan dibawa ke tempat tertentu, disimpan untuk digunakan di lain kesempatan," kata ahli keamanan penerbangan dan mantan anggota Dewan Keamanan Transportasi Nasional AS, John Goglia.

Perkataan Goglia merujuk pada teori konspirasi yang banyak beredar, salah satunya menyebutkan bahwa MH370 dibajak Rusia dan dibawa ke sebuah tempat di Kazakhstan.

Saat ini tim penyelidik dari Malaysia telah menuju Pulau Reunion untuk menyelidiki puing tersebut. Dugaan kuat, itu adalah bagian dari sayap Boeing 777, namun pihak Malaysia Airlines menyebut masih terlalu dini untuk menyimpulkan.

Professor penerbangan dari University of New South Wales di Sydney, Jason Middleton, mengatakan bahwa jika memang puing itu MH370, maka akan memberikan informasi yang sangat berharga.

Salah satunya adalah informasi soal penyebab hilangnya pesawat MH370. Bentuk kerusakan pada puing bisa membantu memastikan apakah pesawat hancur di udara atau menghantam air dan seberapa keras terjadinya.

Teritip yang menempel di puing juga bisa digunakan oleh para ahli biologi lautan menentukan berapa lama benda itu telah berada di dalam air. [cnn]

Berita Lainnya

Index