Hadapi El Nino, Mendag Buka Kemungkinan RI Tambah Impor Beras

Senin, 22 Mei 2023 | 23:01:00 WIB

Metroterkini.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan ihwal kemungkinan adanya penambahan impor beras . Langkah ini sebagai antisipasi dampak El Nino atau musim kering di sejumlah negara di Asia Tenggara. 

Zulkifli Hasan, mengatakan, fenomena El Nino baru-baru ini telah membuat masyarakat di Malaysia panic buying dan berebut untuk mendapatkan air minum dalam kemasan (AMDK). 

Dampak lain juga dirasakan oleh China dan India bahkan hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Mendag pun menegaskan bahwa Indonesia harus mengantisipasi segala kemungkinan, sebab jika cuaca panas terjadi akan mendorong penurunan produksi. 

"Kita harus siap-siap menghadapi segala kemungkinan, dengan cara apa? Misalnya impor beras lagi kalau diperlukan," ujarnya kepada awak media di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/5/2023). 

Dia menyebut penambahan impor beras dapat dilakukan dengan kerja sama antar pemerintah atau goverment to goverment (G2G). Mantan Ketua MPR itu juga berpendapat bahwa pemesanan beras harus mulai dilakukan dari sekarang agar bisa dijadikan stok jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

"Sehingga nanti kalau kita kurang, itu (beras) tersedia. Begitu juga hasil pertanian lainnya," tukas menteri asal Lampung. 

Sebelumnya, Perum Bulog mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton hingga akhir tahun 2023 untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP). 

Informasi tersebut termuat dalam Surat Penugasan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi kepada Perum Bulog yang dirilis pada 24 Maret 2023. Adapun putusan itu merupakan hasil rapat dengan Presiden Joko Widodo. 

"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Pengadaan 500.000 ton pertama dilaksanakan secepatnya," tulis Arief dalam suratnya beberapa waktu lalu. [**]

Terkini