Metriterkini.com - Pelatihan Ecoprint selama tiga hari telah selesai digelar oleh Dekranasda Kabupaten Siak bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan PT TGI RO III Pekanbaru.
Hasil produk berupa kain bermotif daun ditunjukkan lewat fashion show kepada Ketua Dekranasda Kabupaten Siak, Rasidah Abdulgani dan Ananda Laila Putri. Momen itu berlangsung dalam Penutupan Pelatihan Teknik Ecoprint di Gedung Wanita, Siak Sri Indrapura, Rabu (19/10/2022).
Mewakili Ketua Dekranasda Kabupaten Siak Ananda Laila Putri menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Dirinya berpesan supaya keterampilan yang dipelajari, dapat dilanjutkan dan dikembangkan di kecamatan masing-masing.
"Saya mewakili ibu ketua menyampaikan ucapan terimakasih kepada kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan PT TGI RO III Pekanbaru,” ucapnya.
Ia berharap kedepan, akan ada pelatihan tahap berikutnya. Corak daun yang diaplikasikan tidak hanya pada kain, tapi juga diaplikasikan pada media kertas, sepatu, dan tas, yang selanjutnya ecoprint ini menjadi peluang usaha baru.
Sari Rahmadani salah seorang peserta pelatihan asal kecamatan Sungai Mandau mengaku senang dan antusias dengan pelatihan ecoprint, sebab dirinya tidak tahu apa itu ecoprint.
“Tadinya saya kira gampang ya, ternyata teknik ini membutuhkan latihan dan kesabaran, sampai terbiasa sehingga mendapatkan hasil yang baik,” ujarnya.
Sari juga berharap, semoga ada pelatihan ecoprint tahap selanjutnya, karena metode yang diajarkan pada tahap ini yaitu teknik pounding atau memukul, dan masih ada teknik iron blanket atau menumpuk.
Sementara Dina Isfandiary selaku narasumber menyampaikan beberapa pesan kepada peserta pelatihan.
“Jangan pernah memiliki mindset bahwa produk yang kita buat itu gagal atau hasilnya jelek. Sebab yang menilai karya kita adalah konsumen. Bisa jadi yang kita anggap gagal, tapi konsumen menyukainya, maka teruslah berkreasi,” katanya.
Para peserta begitu bersemangat lanjutnya, hampir semua dari peserta sudah berhasil sampai pada tahap yang diharapkan.
Dina mengaku bangga bisa menjadi bagian dari kemajuan Siak. Sebab ke depan dia memang sangat ingin meneliti lebih jauh tentang kayu dan dedaunan di Siak, sehingga dapat digunakan untuk pewarna dan motif alami industri batik.
Ditempat yang sama, Ketua Dekranasda Siak Rasidah mengatakan, teknik ecoprint ini berbeda dengan membatik, membatik memakai lilin, sementara ini menggunakan media dedaunan dan lebih ramah pada lingkungan.
Dia harapkan, peserta pelatihan dari tujuh kecamatan, dapat mengembangkan dan menularkan ilmu yang didapat.
“Kami ingin di setiap kecamatan ada gerai batik, dengan motif batik yang bervariasi, sesuai dengan lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat,” kata Rasidah.
Keinginannya di lingkungan istana, ada pojok produk ekonomi kreatif masyarakat, termasuk batik dari 14 kecamatan. Sehingga memudahkan wisatawan untuk mendapatkan oleh-oleh.
“Pojok produk ekonomi kreatif di lingkungan istana, didalamnya ada perajin tenun dan perajin batik Siak, kemudian produk-produk kerajinan dan makanan. Jadi para wisatawan bisa berfoto sekaligus dapat informasi tentang proses membuat kain tenun dan batik Siak,” imbuhnya. [Ibrahim]