Teka-teki Pintu Stadion Kanjuruhan Terkunci saat Kerusuhan Pecah

Senin, 03 Oktober 2022 | 23:23:34 WIB

Metroterkini.com - Salah satu yang diduga menjadi penyebab banyaknya korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan adalah pintu stadion yang terkunci setelah penembakan gas air mata oleh anggota kepolisian. Para saksi mata menceritakannya dan juga menyusul video beredar di media sosial.

Kerusuhan pecah setelah peluit panjang ditiup dalam laga Arema FC dan Persebaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Dalam laga itu, Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya.

Saat itulah, para Aremania satu persatu turun ke lapangan dan terjadilah kericuhan. Suporter dan pihak kepolisian bentrok di lapangan, sampai-sampai pihak keamanan melepas gas air mata dan ditembak ke arah tribun.

Para penonton yang panik berdesak-desakkan untuk keluar dari stadion. Namun, ternyata pintu stadion saat itu terkunci. Di situlah disinyalir banyak korban jiwa meninggal dunia akibat sesak nafas. 125 Korban jiwa meninggal dunia.

Satu yang jadi pertanyaan dan disoroti oleh berbagai pihak, termasuk para saksi Tragedi Kanjuruhan yang selamat. Mengapa pintu Stadion Kanjuruhan terkunci?

Faisol, ayah Muhammad Reko Septiyan (19) menceritakan kepada detikJatim, soal pengakuan kawan-kawan anaknya yang turut terjebak di tribun 12 Stadion Kanjuruhan. Tempat di mana gas air mata menghujani mereka.

"Menurut cerita teman-teman anak saya, saat kerusuhan terjadi polisi menembakkan beberapa kali gas air mata. Salah satunya ke tribun 12, tempat anak saya menonton pertandingan," kata Faisol, Minggu (2/10/2022).

Saat penonton berupaya berlari menuju ke pintu keluar untuk mengambil napas, mereka berdesakan hingga saling dorong. Ada yang terjatuh hingga terinjak dan tertindih. Belum lagi, pintu keluar itu ternyata dalam keadaan terkunci.

"Jadi pintu keluar itu dalam keadaan terkunci. Membuat orang-orang itu jatuh, terinjak-injak hingga tertindih penonton lain. Itu yang membuat banyak korban meninggal. Ada yang kepalanya berdarah karena desakan hingga terbentur," tambahnya.

Yoga Ridho Prasetyo, salah satu Aremania di Tribun 11 juga bercerita hal yang sama. Menurutnya, pintu keluar di tribun itu terkunci kala gas air mata begitu pekat!
"Banyak yang tidak bisa keluar karena pintu tertutup (terkunci-red). Jadi, kami mencari air buat bersihin muka dan mata," ungkapnya

Media Officer (MO) Arema FC Sudarmaji mengatakan bahwa kabar tentang pintu stadion yang tertutup itu masih dalam proses investigasi pihak berwajib. Pihaknya tak mau berspekulasi sebelum hasil investigasi keluar. Mereka belum bisa memastikan apakah pengakuan suporter soal pintu stadion tertutup tersebut benar atau tidak.

"Itu bagian dari proses investigasi. Jadi ditunggu aja, apakah benar-benar pintu ditutup atau dibuka. Karena itu kita menghormati dan menghargai investigasi yang sedang berjalan," ujar Sudarmaji saat konferensi pers di Kantor Arema FC, Kota Malang, Senin (3/10/2022).

18 Polisi Diperiksa Terkait Pengamanan Stadion

Sebanyak 18 anggota polisi yang terlibat dalam pengamanan diperiksa buntut dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Pemeriksaan dilakukan oleh tim Itsus dan Propam terkait masalah manajer pengamanan.

"Tim dari pemeriksa Bareksrim untuk secara internal dari Itsus dan Propam melakukan pemeriksaan anggota yang terlibat langsung dalam pengamanan. 18 orang anggota yang bertanggung jawab atau operator senjata pelontar didalami Itsus dan Propam," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedy Prasetyo kepada wartawan di Polres Malang, Senin (3/10/2022) seperti dikutip dari detikJatim.

Dedy mengatakan tim Itsus dan Propam juga akan mendalami terkait masalah manajer pengamanan. Yang akan diperiksa anggota mulai dari tingkat perwira (pertama) hingga pamen.

"Juga mendalami terkait masalah manajer pengamanan, mulai pangkat perwira(pertama) sampai pamen," kata Dedy.

Sebelumnya Dedy mengatakan bahwa tim investigasi juga akan melakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang terkait dengan pertandingan. Mereka yang akan diperiksa adalah Direktur Liga Indonesia Baru (LIB), Ketua PSSI Jatim, ketua panpel, dan Kadispora Jatim. Tim labfor juga sedang mendalami dan menganalisa 32 CCTV serta 6 HP. [**]
 

Terkini