Terkait Dukungan, Jokowi-Megawati Diterpa Isu Kerenggangan

Rabu, 08 Juni 2022 | 18:57:45 WIB

Metroterkini.com - Presiden Joko Widodo bertemu Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Selasa (7/6/2022). 

Pertemuan tersebut diinformasikan oleh Biro Pers Sekretariat Presiden lewat foto-foto yang dirilis resmi pada Selasa sore. Dalam keterangan foto itu, dijelaskan bahwa Presiden Jokowi bertemu Megawati sebelum melantik Dewan Pengarah, Kepala, dan Wakil Kepala BPIP periode 2022-2027 Selasa siang. Pertemuan itu terjadi di ruang tunggu Istana Negara. 

Tidak ada informasi lebih lanjut soal isu apa saja yang dibicarakan keduanya. Namun, kedua tokoh tampak berbincang serius. Jokowi tampak memberikan penjelasan kepada Megawati. 

Selain itu, Jokowi tampak memperhatikan Megawati saat seniornya di Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) itu memberikan penjelasan. 

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi melantik delapan orang Dewan Pengarah serta Kepala serta Wakil Kepala BPIP periode 2022-2027 di Istana Negara pada Selasa. Megawati menjadi salah satu yang dilantik Jokowi, yakni sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP periode 2022-2027. 

Sebelum pertemuan ini, kabar mengenai renggangnya hubungan Megawati dan Jokowi sempat mengemuka. Kabar tersebut diasumsikan muncul setelah Jokowi menghadiri acara relawannya Pro Jokowi (Projo). 

Di acara itu, Jokowi disinyalir memberikan kode dukungan untuk calon presiden yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara tersebut. Sementara itu, pertemuan Jokowi dengan Megawati di istana juga sempat terjadi pada 2021, tepatnya pada 18 Agustus tahun lalu. 

Saat itu, pertemuan keduanya dalam rangka acara purna pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka). Kala itu Megawati memberikan pengarahan mengenai Pancasila kepada para anggota paskibraka nasional yang telah selesai melaksanakan tugas pada 17 Agustus 2021. 

Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, pertemuan Presiden Jokowi dengan Megawati tersebut berlangsung hangat dan akrab. Pramono menuturkan, kedua tokoh tersebut menyempatkan bertemu untuk bersilaturahmi. 

"Sore ini di Istana Negara, Presiden @jokowi setelah melantik Ibu Mega @bumegabercerita sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP, menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi dalam suasana yang hangat dan penuh keakraban," ujar Pramono dalam unggahan di akun Instagram resminya @pramonoanungw pada Selasa sore. 

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, Presiden Jokowi akan meresmikan Masjid At Taufiq di Kantor DPP PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022). 

Menurut Bey, rencana kehadiran Presiden Jokowi itu telah disampaikan kepada Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDI-P saat keduanya bertemu di Istana Negara pada Selasa siang. 

"Presiden menyampaikan akan hadir ke peresmian Masjid At-Taufiq di Lenteng Agung besok," ujar Bey ketika dikonfirmasi. 

Adapun kepastian kehadiran Presiden Jokowi dalam peresmian Masjid At Taufiq ditegaskan dalam undangan resmi dari DPP PDI-P yang beredar pada Selasa malam. 

Dalam undangan tersebut Presiden Jokowi dijadwalkan meresmikan Masjid At Taufik pada pukul 16.00 WIB, Rabu. Jokowi akan melakukan penandatanganan prasasti peresmian masjid yang disaksikan oleh Megawati. 

Tepis isu kerenggangan 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa tidak ada masalah apapun dalam hubungan antara Megawati dengan Presiden Jokowi. 
Menurutnya, pertemuan Jokowi dengan Megawati sebelum pelantikan BPIP pada Selasa menegaskan hal itu. 

"Saya dan Mas Pramono Anung menyaksikan sebelum dan sesudah pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus BPIP yang berbicara akrab penuh kegembiraan," kata Hasto dalam keterangannya, Selasa. 

"Bahkan setelah acara pelantikan, Pak Jokowi dan Bu Mega berbicara empat mata, dan pada saat menuju mobil Pak Jokowi menggandeng tangan Bu Mega," lanjut dia. 

Menurut Hasto, berbagai isu tentang hubungan Jokowi dan Mega memang sering dikeluarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Padahal, lanjut dia, Jokowi dan Megawati bahkan secara periodik bertemu membahas persoalan bangsa dan negara. Namun, diakuinya banyak pihak yang tidak mengetahui. 

"Semua dilakukan tertutup dalam suasana khusus agar mengalir gagasan jernih, mendalam, karena terkait masa depan bangsa dan negara," jelas Hasto. 

Lebih lanjut, Hasto menjelaskan bahwa hubungan Megawati dan Jokowi itu mendalam. Keduanya juga disebut memiliki kesesuaian pandang tentang arah masa depan bangsa. 
Hal tersebut, kata Hasto, tentunya terjadi karena hubungan batin yang kuat di antara keduanya. 

"Bagi yang biasa menabuh genderang politik, biasanya yang ada hanya akal politik, karena itulah tidak mampu melihat kedekatan dalam suasana batin," imbuh dia. 

Hasto menambahkan, berkaitan dengan Pemilu 2024, jelas DI-P tiada hari tanpa konsolidasi. Tetapi, urusan capres dan cawapres di tangan Megawati. 

"Semua kader harus kedepankan disiplin, jangan terbawa arus, dan jalan terbaik memenangkan Pemilu adalah turun ke bawah," tutur Hasto. 

"PDI Perjuangan tidak akan terseret arus. Para kader jangan ikut-ikutan dansa politik. Fokus tunggal, bergerak ke bawah," katanya. 

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno sebelumnya juga menyatakan bahwa tidak ada kerenggangan hubungan antara Presiden Jokowi dengan PDI-P. 

Menurut Pratikno, hubungan antara Jokowi dengan PDI-P justru sangat baik. "Huh enggak, hubungan baik-baik saja. Sangat baik-baik saja. Tidak ada istilah memanas, tidak ada, sangat sangat-sangat baik," kata Pratikno ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2022). 

Menurut Pratikno, situasi politik di Indonesia saat ini dengan pemerintah, termasuk presiden baik-baik saja. Ia menilai, hal-hal mengenai ketidakhadiran salah satunya, baik Jokowi ke acara PDI-P maupun sebaliknya, tidak perlu diinterpretasikan sebagai renggangnya hubungan. 

"Pokoknya tidak ada masalah dengan perpolitikan kita," tegasnya. 

Di sisi lain, ketika Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri tidak hadir saat kunjungan Jokowi ke Ende, Nusa Tenggara Timur juga tidak bisa jadi alasan menilai renggangnya hubungan. Pratikno berpandangan, ketidakhadiran Mega karena sejumlah faktor. 

"Beliau (Megawati) kan barusan tiba juga dari luar negeri. Itu juga harus diperhitungkan. Baik-baik enggak ada masalah," tutur Pratikno. [**]

Terkini