Anggota Al-Qaeda Pengebom JW Marriott Diperkosa CIA

Rabu, 03 November 2021 | 21:42:38 WIB

Metroterkini.com - Seorang anggota kelompok teroris Al-Qaeda mengalami kekerasan saat dipenjara di Guantanamo. Anggota Al-Qaeda itu diperkosa. Ternyata, dia pernah melakukan kejahatan di Indonesia.

BBC Indonesia memberitakan pada Rabu (3/11/2021), nama anggota Al-Qaeda itu adalah Majid Khan. Dia sempat ditahan selama hampir 20 tahun di pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Guantanamo, Kuba.

"Saya diperkosa oleh staf medis CIA," kata Majid Khan.

Guantanamo adalah simbol 'perang melawan teror'. Guantanamo adalah penjara dengan pengamanan maksimum, didirikan untuk menahan tersangka berkewarganegaraan asing setelah serangan teroris di New York dan Washington pada 11 September 2011, demikian dilansir Deutsche Welle (DW).

Eksistensi Guantanamo dimulai pada 11 Januari 2002, dengan pemindahan 20 tahanan yang dicurigai sebagai anggota Taliban dan kelompok teroris al-Qaeda dari Kandahar, Afghanistan, ke fasilitas penahanan AS di Teluk Guantanamo. Penjara ini dengan cepat berkembang menjadi mimpi buruk politik dan kemanusiaan, keberadaannya pun terus menghantui masa kerja presiden-presiden AS pada pemerintahan berikutnya.

Lokasi penjara yang dibentuk pada era George W Bush ini memang terpencil, seakan tidak terjangkau pengadilan AS. Tahanan dapat ditahan tanpa batas waktu. Suara pelanggaran HAM terhadap para tahanan di sini terdengar menembus tembok penjara.

Majid Khan diperkosa CIA

Majid Khan lahir di Arab Saudi dan besar di Pakistan, pindah ke AS pada usia 16 tahun. Dia divonis 26 tahun penjara setelah mengaku bersalah telah membantu kelompok Islamis garis keras merencanakan serangan. Khan diizinkan membacakan pengalamannya saat ditahan oleh aparat keamanan AS di Guantanamo.

Inilah untuk pertama kalinya ada kesaksian terbuka soal penyiksaan dan pelecehan yang dialami tawanan yang ditangkap setelah serangan 11 September 2001 di New York dan di Washington. Khan membacakan pengakuannya dari dokumen 39 halaman.

Dia mengaku diperkosa oleh staf medis CIA pada September 2004. Ia menuturkan, dalam keadaan tak berdaya, staf-staf medis CIA memasukkan objek seperti pipa ke anusnya.

Serangan seksual ini kadang dilakukan di selnya, kadang dilakukan di ruangan lain. Dalam kesempatan lain, Khan ditempatkan di atas usungan, dipegangi oleh setidaknya dua penjaga dan kemudian staf medis CIA memasukkan objek ke anusnya.

"Jelas ini bukan prosedur medis ... saya pernah bertanya, mengapa ia melakukan semua ini. Ia menjawab ini karena saya adalah teroris," kata Khan.

Dalam bagian lain kesaksiannya, Khan mengatakan, "Saya tidak tahu kenapa mereka melakukannya dan rasanya sakit luar biasa. Mereka memeriksa badan saya dengan tangan mereka dan mengambil foto saya yang telanjang."

Dia juga mengalami pemukulan, penyiraman, dan dirantai dalam keadaan gelap gulita, juga digantung dengan rantai. Semakin dia bekerjasama, malah dia semakin disiksa.

Surat permintaan grasinya memuat hal-hal penting. Wartawan BBC di Gedung Putih, Tara McKelvey, mengatakan ada beberapa poin penting dalam surat ini.

Para perwira yang menjadi juri keberatan dengan penggunaan penyiksaan dengan alasan moral.

Itu berarti, meskipun metode penyiksaan kadang mendapatkan pengakuan penting, secara moral penyiksaan sulit diterima.

Muncul harapan, kesediaan membuka kesaksian tawanan ini mendorong para pejabat AS untuk tidak mengulangi kesalahan di masa mendatang.

Terlibat bom JW Marriott

Majid Khan yang kini berusia 41 tahun ini ternyata terlibat pemboman hotel JW Marriot di Jakarta, tahun 2003 lalu. Dia mengaku sendiri.

Dilansir Associated Press (AP) dan AFP pada Rabu (3/11/2021), Majid khan ternyata adalah pria yang lulus sekolah tinggi dekat Baltimore, Maryland.

Disebutkan bahwa Khan mengaku bersalah atas sejumlah dakwaan kejahatan perang yang mencakup konspirasi dan pembunuhan atas keterlibatannya dalam plot Al-Qaeda, termasuk pengeboman mematikan di hotel JW Marriott di Jakarta pada Agustus 2003 lalu.

Khan meminta maaf atas tindakannya di masa lalu, yang termasuk merencanakan serangan Al-Qaeda di AS setelah tragedi 9/11 dan rencana pembunuhan mantan Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, yang gagal.

Dalam kesepakatan pembelaan tahun 2012, Khan mengakui dirinya sempat bergabung dalam rencana pembunuhan Musharraf. Dia juga mengakui pernah mengirimkan US$ 50.000 ke seorang anggota Al-Qaeda di Indonesia, yang tidak disebut namanya, untuk mendanai pengeboman hotel.

"Saya melakukan semuanya, tidak ada alasan. Dan saya sangat meminta maaf kepada semua orang yang saya sakiti," ucap Khan dalam pernyataannya selama dua jam kepada juri pengadilan militer AS pada Kamis (28/10) lalu.

Dia menyatakan dirinya berupaya mengambil tanggung jawab atas tindakannya di masa lalu. "Saya bukan anak muda yang mudah dipengaruhi, yang rentan, seperti 20 tahun lalu. Saya menolak Al-Qaeda, saya menolak terorisme," tegas Khan dalam persidangan. [dtk-mtc]
 

Terkini