Demo WNA Desak UNHCR dan Dunia Tak Lupakan Mereka

Selasa, 26 Oktober 2021 | 18:11:08 WIB

Metroterkini.com -  Unjuk rasa yang di lakukan ratusan Warga Negara Asing (WNA) asal Timur Tengah berasal dari negara konflik seperti Afghanistan, Somalia, Sudan, Iraq, Iran, Palestina.

Mereka melakukan orasi di depan kantor organisasi internasional untuk migrasi atau International organizations for migration (IOM) di Gedung Graha Pena, Pekanbaru, Riau, Selasa (26/10/2021).

Aksi damai yang digelar para pencari suaka itu mendapat pengawalan puluhan personel polisi. Dimulai dari pikul 10 pagi tadi hingga berita ini diturunkan, belum ada perwakilan IOM maupun UNHCR yang menemui mereka. 

Salah seorang dari mereka mengaku sudah bertahun-tahun bahkan ada 7 sampai 12 tahun  mengungsi di Indonesia. Saat ini, mereka ingin ke Negara tujuan, yaitu Negara ketiga yang ditunjuk United Nations atau Perserikatan bangsa bangsa seperti Kanada, dan Australia.

Saat berunjuk rasa, mereka juga membawa anak-anak yang masih dibawah umur. Dengan bermodal karton bertuliskan aspirasi melalui bahasa Inggris dan Indonesia, mereka menduduki halaman luar kantor Graha Pena di Panam Pekanbaru, yang dijadikan kantor IOM.

"Kami sudah terlalu lama di sini. Kami seolah tidak memiliki masa depan. Kami punya keluarga dan anak-anak. Tapi mereka tidak peduli dengan kami," ujar seorang pengungsi asal Afghanistan, Aassraf saat dikonfirmasi dengan menggunakan bahasa Indonesia terbata -bata.

Para imigran ini datang di bawah perlindungan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Namun mereka mengaku kurang diperhatikan dan tidak mendapatkan kepastian. Termasuk tujuan ke negara ketiga seperti Australia, dan Kanada.

Ada 1.000 imigran yang mengungsi di Pekanbaru hidup dalam ketidakpastian.," ungkap Aassraf.

Meraka para imigran menyadari kebijakan negara ketiga seperti Australia dan Amerika yang tidak lagi menerima pengungsi seperti mereka. Namun, mereka butuh kepastian ditempatkan di negara manapun asal mendapat kebebasan.

Mirisnya, anak-anak mereka tidak mendapat akses pendidikan, begitu juga dengan para pengungsi dewasa yang tidak memperoleh pekerjaan. Kami ingin diperlakukan sebagai manusia," ujarnya.

"Saya dan teman-teman seperjuangan tidak berarti menentang pemerintah atau masyarakat Indonesia. Kami selama ini telah diperlakukan dengan baik oleh masyarakat Pekanbaru," tuturnya.

"Kami berunjuk rasa hanya bertujuan untuk menunjukkan kepada UNHCR dan dunia bahwa ada 14.000 pencari suaka se Indonesia, dan 1.000 di antaranya yang terlupakan di Pekanbaru. Tolong dengarkan suara kami. Lihatlah wajah-wajah kami. Ada begitu banyak pengungsi di sini," keluhnya.

Salah seorang anggota kepolisian yang berada di lokasi unjuk rasa menyebutkan, pihaknya hanya sebagai pengamanan dalam aksi unjuk rasa tersebut. "Mereka minta bertemu dengan pihak IOM, dan kita minta perwakilan mereka untuk bertemu dan menyampaikan aspirasi saudara-saudara kita ini kepada IOM," katanya. [ al ]

Terkini