Meski Minim Anggaran, Atlet SOIna Meranti Mampu Medali

Sabtu, 09 Oktober 2021 | 21:22:09 WIB

Metriterkini.com - Keikutsertaan atlet yang tergabung kedalam Special Olympics Indonesia (SOIna) Kabupaten Kepulauan Meranti dalam ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda) VI SOIna Provinsi Riau 2021 di Pekanbaru menuai sedikit kepiluan yang teramat sangat.

Mulai dari berangkat dengan biaya pas-pasan sampai dengan kondisi atlet yang sangat memprihatinkan. Bagiamana tidak, pengurus SOIna Kepulauan Meranti hanya mampu memberangkatkan 10 atlet dan 2 pendamping dari kuota yang telah di sediakan sebanyak 15 atlet dan 5 pendamping.

Pengurus SOIna di kabupaten bungsu di Riau itu terpaksa mengurangi jumlah atlet yang berangkat. Adapun atlet yang akan ikutkan yakni dari cabang Atletik, Renang, Bulu Tangkis, Bocce dan lainnya.

Ketua SOIna Kepulauan Meranti, Syafrizal mengaku tidak adanya biaya membuat pihaknya sangat kesulitan dalam memberangkatkan para atlet yang akan bertanding karena di tahun ini (2021) SOIna Kepulauan Meranti tidak punya anggaran dari pemerintah daerah setempat. 

"Tahun ini memang tidak ada anggaran kita, jadi untuk keberangkatan atlet kita hari ini dibantu pak wakil bupati menggunakan speed boat milik Pemda dan atlet diantar sampai ke Buton, sementara Kepala Disparpora bantu Rp 1 juta untuk akomodasi," tuturnya. 

Untuk biaya lainnya, ketua SOIna Kepulauan Meranti terpaksa meminjam kesana-kemari.

"Untuk memberangkatkan atlet tunagrahita ini memang butuh biaya yang tidak sedikit, selain akomodasi, biaya Rapid Antigen, kita juga harus mengeluarkan biaya untuk tes psikologi mereka. Jadi untuk mencukupi itu, terpaksa lah kita berhutang," ungkapnya.

Walaupun minim biaya, Syafrizal juga berpesan kepada para atlet agar bisa mengikuti pertandingan dengan sungguh-sungguh agar bisa mengharumkan nama kabupaten termuda di Riau. 

"Walaupun tidak ada biaya, kita harus
tetap semangat untuk mengikuti Porda ini dan pulang membawa kemenangan," ujar Syafrizal.

Kesedihan yang dirasakan, rupanya tidak berhenti sampai disitu. Tibanya di ibukota Provinsi, para atlet dibuat iri, karena tidak sama dengan kontingen yang berasal dari kabupaten kota lainnya di Riau dalam hal penampilan. Pasalnya mereka tidak punya seragam untuk dibawa bertanding. Tidak hanya itu, ada beberapa diantara mereka bahkan tidak membawa sepatu karena memang memilikinya karena kondisi keluarga yang kurang mampu. 

Hal itu diakui langsung oleh salah seorang pendamping SOIna Kepulauan Meranti, Erna Lestari Rambe.

"Mereka tanya kepada saya, kenapa tidak memakai seragam seperti peserta dari kabupaten kota lainnya, saya jawab bertanding saja dulu," kata Erna waktu itu sambil membujuk para atlet.

Walaupun dalam kondisi serba terbatas, para atlet Tunagrahita ini sukses mengharumkan nama daerahnya. Untuk atlet perorangan, kesemuanya menyumbang medali emas, diantaranya Rahmad untuk cabor Tenis Meja, Alek untuk cabor lari 100 meter dan Izamri untuk cabor lompat jauh.

Sedangkan atlet Kepulauan Meranti yang mewakili tim untuk cabor bola tangan yang diwakili atlet bernama Aris menyumbang medali emas dan yang diwakili Ilham meraih medali perak.
Begitu juga atlet yang bernama Sholeh yang mewakili tim untuk cabor bola voli meraih juara 2, sepak bola putri yang diwakili oleh Astri juga meraih juara dua dan tim futsal yang diwakili Suhardi meriah juara 3. 

Adapun cerita yang membuat terenyuh adalah ketika Alek yang merupakan atlet lari 100 meter yang bersiap-siap akan bertanding, namun ia masih terlihat memakai sandal. Ketika ditanyakan kenapa tidak memakai sepatu, dengan polos ia menjawab tidak punya.

Dari pengakuannya, ternyata keluarga Alek tak sanggup membeli sepatu  yang membuat ia memilih untuk tidak membawa sepatu dan hanya ingin bertanding dengan kaki telanjang.

Dengan kondisi terbatas, Alex yang
dalam perlombaan sebagai perwakilan kontingen Kabupaten Kepulauan Meranti dipilih karena memiliki bakat dan tekad yang kuat untuk mengikuti lomba lari tersebut.

Namun keikutsertaannya yang menjadi perwakilan daerahnya itu mencuri perhatian penonton. Akhirnya pendamping berinisiatif mencarikan sepatu untuknya.

"Alex yang tidak membawa sepatu, terpaksa saya carikan sebelum pertandingan dimulai, beruntung sepatu itu pas dan bisa dibawa untuk berlari," ungkap Erna.

Alex yang punya tekad kuat bahkan hanya menggunakan sepatu pinjam
berhasil menyabet medali emas. Ia berhasil mengalahkan lawannya yang berlari dengan persiapan serta peralatan lengkap bak atlet.

Begitu juga dengan Astri yang mewakili tim futsal dan meraih juara 2 yang juga tidak memiliki sepatu. Lagi-lagi sang pendamping harus mencarikan sepatu, beruntung cepat didapatkan.

Walaupun kurang perhatian, tidak berarti prestasi atlet SOIna Kepulauan Meranti menurun. Sebelumnya anak-anak yang berasal dari pelosok kampung ini juga sudah unjuk gigi, tidak hanya membanggakan daerahnya juga mengharumkan nama bangsanya. 

Setelah Alex Wiranata, atlet SoIna Kepulauan Meranti yang berhasil memperoleh 2 Medali Emas dan 1 Perak di ajang Special Olympics World Summer Games (SOWSG) XIII di Athena Yunani tahun 2011 silam.

Prestasi yang sama juga diraih atlet SOIna Kepulauan Meranti lainnya. Jennika atlet cabang olahraga Bulu Tangkis berhasil menyabet mendali emas Special Olympic World Summer Games (SOWSG) 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Begitu juga dengan Maznah yang tergabung kedalam Timnas Futsal yang berhasil meraih perunggu dan Juliana yang tergabung kedalam Timnas Sepakbola wanita juga meraih emas di ajang internasional tersebut. [wira]

Terkini