Program Pamsimas Sukamaju Tulang Bawang jadi Ajang Pungli

Jumat, 17 September 2021 | 21:00:27 WIB

Metroterkini.com - Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) telah menjadi salah satu program andalan nasional (Pemerintah dan Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat.

Namun disayangkan penyaluran air tersebut diduga jadi ajang pungli oleh oknum Ketua RT Suryadi

Pasalnya beberapa warga menuturkan pemasangan meteran bagi warga Kampung Suka Maju, Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang (Tuba) Lampung yang akan mengunakan air bersih tersebut dipungut biaya Rp 270 ribu per orang dengan alasan untuk biaya pembelian meteran dan biaya listrik.

Keluhan terkait pungutan tersebut diungkapkan oleh Ibu Poniyem yang berstatus janda dan menumpang rumah diplasmen mengatakan dirinya sudah mengaliri air dan memasang paralon untuk menikmati air bantuan tersebut belum lama.

Mirisnya karena tidak dapat bayar langsung dibongkar Suryadi selaku RT.

“Ia saya nyalur air dari Pamsimas, karena saya gak punya duit dan keberatan dengan biaya Rp 270 ribu buat bayar meteran dan arus listrik gak bisa bayar, paralon saya dilepas sama pak RT,” ucapnya dengan nada sedih.

Hal senada juga disampaikan Uun. Dia mengaku sudah sempat menikmati air Pamsimas dalam waktu seminggu, karena tidak bisa membayar paralon nya pun dilepas.

“Kira saya gak bayar saya ya seneg gratis, ternyata suruh bayar Rp250 ribu, saya keberatan. Ada uang juga mau buat beli obat anak saya dulu, tiba-tiba malam sudah tidak ada lagi sudah dilepas sama mas Suyadi dan Wayan,” kata Uun.

Selain itu Eka yang berada tepat di depan Pamsimas juga menuturkan bahwa dirinya pun diminta mengeluarkan biaya tersebut agar dapat menikmati air yang diberikan pemerintah, ia pun merasa keberatan dengan biaya itu.

“Ya keberatan lah kalau disuruh mengeluarkan biaya segitu, kirain gratis,” ungkapnya dengan nada lesu.

Saat wartawan mendatangi kediaman Kepala Kampung serta ketua Kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) dalam waktu dua kali.

Untuk konfirmasi serta meminta tanggapan terkait keluhan masyarakat. Sayangnya kepala kampung tidak ada di rumah, pintu rumah dalam keadaan terbuka namun tidak ada orang.

Melalui pesan Whatsappnya kepala Kampung Sutrisno dimintai tanggapannya terkait informasi tersebut ia mengatakan, tidak ingin menanggapi karena semua informasi tersebut tidak benar.

” Gak ada yang perlu di tanggapi karena itu semua tidak benar. Dimana pungli dan warga yang keberatan dari 55 cuma tiga orang yang bicara tolong datengin semua dan temui warga yang ikut pamsimas,” katanya.

Selanjutnya wartawan mendatangi kediaman Suyadi sebagai RT, ia mengakui bila ada pungutan Rp 270 ribu.

“Memang benar ada penarikan. Ya saya hanya disuruh bantu sama Budi dan Wayan selaku KKM, karena kebetulan diwilayah saya. Kami juga sudah musyawarah dihadiri kepala kampung tapi hanya ada foto-foto saja tidak ada hasil tertulis musyawarahnya,” ujarnya.

Namun beberapa warga mengatakan jika ada musyawarah mereka tidak tau dan hasilnya pun tidak dikasih tau.

“Kami tidak dikasih tau kalau ada musyawarah serta tidak dikasih tau juga hasil musyawarahnya apa,” ucap warga.

Warga Suka Maju berharap agar pihak terkait dapat mengroscek kelapangan agar air Pamsimas tersebut tidak jadi ajang pungli.

Sampai berita ini terbit Budi selaku ketua Kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) belum dapat di konfirmasi. [heri]

Terkini