Metroterkini.com - Lembaga survei SMRC merilis hasil survei terkait kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam masa pandemi virus Corona (COVID-19). Hasilnya, kepuasan terhadap kinerja Jokowi meningkat pesat.
Survei ini dilakukan terhadap 1.064 responden yang dipilih secara random dari awalnya 1.220 calon responden, tapi responden yang berhasil
diwawancarai sebanyak 1.064 atau 87 persen. Margin of error dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar ± 3,07% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara
random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara lapangan dalam survei terakhir dilakukan pada 28 Februari-8 Maret 2021.
SMRC memberikan pertanyaan kepada responden, 'secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi)?... (%)'
Hasil survei menunjukkan sebanyak 16,5 persen mengaku sangat puas, sebanyak 60,5 persen merasa cukup puas, 19,9 persen menjawab kurang puas, dan 2,4 persen menjawab tidak puas sama sekali, serta 0,6 persen tidak menjawab.
"Saat ini pada saat survei dilakukan pada 28 Februari sampai 28 Maret kita menemukan mayoritas warga 77 persen mengaku sangat atau cukup puas dengan kinerja Presiden Jokowi, yang kurang atau tidak puas sekitar 22,3 persen dan yang tidak jawab sekitar 0,6 persen," kata Direktur Eksekutif SMRC
Sirojuddin Abbas, dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di YouTube SMRC TV, Kamis (1/4/2021).
Kemudian jika dilihat tren dari Januari 2020 ke Maret 2021, masyarakat yang puas terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami peningkatan. Dari semula pada Januari 2019 sebesar 70 persen menjadi 77 persen pada Maret 2021.
"Nah kalau kita lihat trennya, maka sebetulnya dari Januari 2019 sampai Maret saat ini mengalami peningkatan. Memang kita lihat ada efek sedikit
penurunan sekitar 3 persen kalau kita lihat dari Maret-Oktober 2020 tapi dari Oktober ke Maret justru ada peningkatannya cukup besar," katanya.
Responden juga diberi pertanyaan tentang kepuasan terhadap kinerja pemerintah pusat menangani COVID-19. Adapun pemerintah pusat yang dimaksud misalnya menteri dan stakeholder dalam menangani pandemi COVID-19. Hasilnya sebanyak 10,4 persen menjawab sangat puas, 58,8 persen merasa cukup puas, 26,6 persen menjawab kurang puas, 2,8 persen mengaku tidak puas, dan 1,5 persen tidak menjawab.
"Lalu kita juga lihat kepuasan terhadap kinerja pemerintah pusat menangani COVID-19 kita mencatat ada 69,2 persen warga merasa sangat atau cukup puas dengan kinerja pemerintah pusat menangani COVID-19. Hanya sekitar 29.4 persen yang mengatakan kurang atau tidak puas," ujarnya.
Berdasarkan survei SMRC menyebut, sejak Oktober 2020, terjadi peningkatan kepuasan terhadap kinerja pemerintah. Survei itu menunjukkan, walaupun kondisi ekonomi dinilai buruk, masyarakat menilai pemerintah sudah bekerja menangani COVID-19.
"Ini menunjukkan bahwa kerja keras yang ditujukan pemerintah pusat untuk mengatasi wabah dan dampak ekonominya terlihat sudah diterima oleh
masyarakat. Walaupun kondisi ekonomi dinilai buruk dan optimisme belum tinggi masyarakat menilai presiden sudah bekerja cukup atau sangat memuaskan termasuk dalam memimpin pemerintahannya menangani COVID-19 maupun dampak ekonomi yang ditimbulkannya," ucapnya. [**]