Metroterkini.com - Saat ini hasil pertanian jenis umbi-umbian seperti talas, pisang tanduk, pinang dan kelapa sudah merambah pasar luar negeri khususnya Malaysia. Dan berpeluang menjadi komoditi unggulan Kabupaten Bengkalis ke Malaysia.
Hal ini diungkapkan Chairil Kennedy, ST, MBA, yang melakukan ekspor perdana umbi talas dan pisang tanduk ke Malaysia, Sabtu [10/20/20].
Kennedy mengungkapkan saat ini pasar hasil pertanian Bengkalis memiliki prospek yang baik di negeri jiran tersebut.
"Berapapun kita ekspor diambil orang Malaysia, tapi hasil panen petani di Bengkalis masih terbatas," ujarnya kepada media ini di pelabuhan Camat Bengkalis.
Menurut Kennedy, bagusnya prospek pasar hortikultura di Malaysia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh petani di Kabupaten Bengkalis khususnya dari Pulau Bengkalis. Apalagi dimusim pendemi COVID-19 seperti saat ini yang betul-betul merusak sendi-sendi ekonomi masyarakat.
"Peluang yang bagus ini harus dimannfaatkan oleh petani di Kabupaten Bengkalis khususnya Pulau Bengkalis," ujarnya.
Dengan pangsa pasar yang jelas dan bagus serta waktu tempuh yang tak begitu lama, merupakan keuntungan tersendiri bagi petani Bengkalis. Sebab, mereka tak lagi sulit memasarkan.
"Kita siap menampung hasil panen mereka," kata eksportir dengan bendera PT. Lhenny Mandiri Lintas Samudera itu.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar bisa mengeluar Surat Keterangan Asal [SKA] barang atau Certificate of Origin (COO) Form D. COO merupakan sertifikasi asal barang, dimana dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa barang/komoditas yang diekspor adalah berasal dari [Bengkalis]. Namun, sampai saat ini, ungkap Kennedy, pihaknya harus meminta COO di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Harusnya Disperindag Bengkalis bisa mengeluarkan Surat Keterangan Asal Komoditi [barang], soalnya sampai sekarang kami harus mengurus SKA di Meranti. Jadi asal barang dari Meranti," kata Kennedy yang juga agen pelayaran PT. Pelnas Jaya Utama tersebut.
Diungkapkan Kennedy, ekspor perdana umbi talas sebanyak 150 goni atau 4,5 ton, dan pisang tanduk 220 goni [4,2 ton] menggunakan Kapal Layar Motor [KLM] Melibur Jaya 99 dengan nakhoda Jumadi, Sabtu sore tadi bertolak dari pelabuhan Camat Bengkalis menuju Malaysia.
Sebelum berangkat, semua komoditi tersebut terlebih dahulu diperiksa oleh Balai Karantina Pertanian Wilayah Kerja Bengkalis. Dua orang petugas dari karantina, masing-masing Reza dan Ahmad melakukan pemeriksaan dan mengambil sampel hasil pertanian yang akan diekspor tersebut.
Reza mengatakan, eksportir membuat surat permohonan ke karantina, kemudian pihak Balai Karantina Pertanian memeriksa komoditi yang akan diekspor tersebut untuk kemudian dikeluarkan sertifikat ekspornya.
"Setelah kami periksa dan dikeluarkan sertifikat karantina, kemudian baru pemberitahuan ekspor barang ke Bea Cukai.
Pada kesempatan itu, Reza juga memaparkan tentang peluang pasar hasil pertanian Bengkalis di Malaysia. Tertarik dengan kondisi harga pasar tersebut, Reza kemudian menggagas pembentukan kelompok di Desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis. Menurut Reza, kelompok tani yang dibinanya menanam jahe merah yang sekarang harganya sedang tinggi.
Reza yang didampingi rekannya Ahmad menjelaskan, peluang masyarakat Pulau Bengkalis menjadi petani sukses terbuka. Sebab, di pulau ini masih luas lahan 'tidur' yang belum dimanfaatkan.
"Di Bengkalis lahan tidur [tak digarap] banyak [luas] bisa ditanami komoditi ekspor, seperti jahe merah yang saya coba dengan masyarakat Desa Simpang Ayam," kata Reza. [Rudi].