Metroterkini.com - Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Andri Hansen kepada awak media, Rabu 15 April 2020 mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim medis untuk melakukan otopsi terhadap bangkai gajah tersebut, guna memastikan penyebab kematiannya.
"Kuat dugaan kematian gajah itu ada kaitannya dengan aktivitas perburuan gajah untuk diambil gadingnya," kata dia.
Walau saat ditemukan kedua gading gajah itu masih utuh, pihaknya sudah menurunkan tim ke lokasi untuk memastikan penyebab kematiannya.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Dirkrimsus Polda Riau," tegasnya.
Selala dia menjabat sebagai Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau baru kali ini terjadi kasus penemuan gajah mati di wilayah Kabupaten Inhu.
"Kita masih melakukan penyelidikan atas kematian gajah liar itu," tambahnya.
Dirinya menegaskan, bahwa BKSDA Riau Resort Pekan Heran Kabupaten Inhu juga sudah turun ke lokasi.
Sementara itu, pihak Polsek Kelayang sudah berjaga-jaga di lokasi untuk mengamankan bangkai gajah berkelamin jantan tersebut.
Gajah tersebut sebelum ditemukan mati, sering berkeliaran di areal perkebunan kelapa sawit milik warga di wilayah Kecamatan Kelayang.
Diduga, gajah tersebut terpisah dari kawanannya. Sehingga keberadaannya tidak jauh dari lokasi penemuan bangkai gajah, yang berada di Kelurahan Simpang Kelayang. Bahkan, jarak penemuam bangkai gajah itu hanya dua kilometer dari kantor Camat Kelayang.
Saat itu, Tim BKSDA Riau bersama warga sekitar dibantu Yayasan Tesso Nilo telah berupaya menghalau agar kembali ke habitatnya ke kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.
Namun naas gajah tersebut pada hari ini ditemukan mati mengenaskan dengan kondisi kepala hancur menganga. Kuat dugaan gajah malang itu mati akibat diracun. [wa]