Terkait Amdal, Kadis DLH Inhu Disorot Praktisi Hukum

Sabtu, 01 Februari 2020 | 17:49:06 WIB

Metroterkini.com - Menanggapi pernyataan dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Inhu, Ir Selamat yang cenderung tidak senang, bahkan di duga meradang saat di konfirmasi awak media, terkait dugaan pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah PKS PT Sanling Sawit Sejahtera (PT SSS) di Desa Rimpian, Kecamatan Lubuk Batu Jaya, mendapat tanggapan serius dari praktisi hukum.

Adalah Justin Panjaitan SH, praktisi hukum asal Airmolek, Kecamatan Pasir Penyu, Kab Inhu, Prov Riau, langsung menanggapi apa yang di sampaikan oleh Kadis DLH Inhu Ir Selamat.

Menurutnya, ketika pengajuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Upaya Kelayakan/Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau izin lainnya PKS PT SSS, di Desa Rimpian, Kecamatan Lubuk Batu Jaya, pihak terkait dan DLH Kab Inhu, di duga tidak turun ke lokasi.

"Pernyataan Kepala DLH Inhu, bahwa apa bila nanti ada pencemaran akan ditindak, itu bukan perkataan seorang kepala dinas.," tegas Justin, Sabtu 1 Februari 2020.

Justin menambahkan, bahwa sudah banyak terjadi pencemaran limbah yang di lakukan oleh perusahaan di wilayah Kabupaten Inhu, yang di duga di sengaja atau tidak sengaja di lakukan.

Hal itu di buktikan dengan adanya pihak perusahaan di bidang industri kelapa sawit yang melakukan pencemaran lingkungan tetapi tidak di tindak tegas.

"Salah satu contoh dugaan pencemaran limbah, seperti limbah oli bekas milik PT Pertamina EP Lirik di Kecamatan Lirik, di lahan milik masyarakat beberapa waktu lalu. Sampai saat ini PT Pertamina tidak di berikan sanksi. Begitu juga dugaan pencemaran limbah di Sungai Binio Desa Kota Medan, Kecamatan Kelayang, yang di duga limbah tersebut berasal dari PKS PT MAS, hingga menyebabkan satwa di Sungai Binio mati mendadak. Hingga kini persoalannya masih belum selesai," tegas Justin, lagi.

Harusnya, lanjut Justin, sebelum menerbitkan izin, instansi terkait harus mengkaji dampak buruk yang akan terjadi. Sebab, yang jadi korban dari limbah itu masyarakat tempatan.

Sementara itu, Camat Lubuk Batu Jaya, Triyatno Sugirwo mengatakan, sebelum memberikan rekomendasi untuk izin, pihaknya sudah tanyakan terlebih dahulu kepada Kades dan pihak BPD seluruh desa yang ada di Kecamatan Lubuk Batu Jaya.

"Mereka setuju berdiri PKS di daerah tersebut. Karena dapat membantu perekonomian mereka," ujar Triyatno.

"Kami dari kecamatan sifatnya hanya memberikan rekom, soal teknis izin limbah atau izin lainnya itu urusan dinas terkait," kata dia. 

Sebelumnya, salah seorang pejabat di Lingkunga Pemkab Inhu gusar dan terkesan tidak senang (marah-red) ketika awak media mengkonformasi mengenai persoalan limbah.

Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) itu terdengar meradang di ujung teleponnya, terkait pertanyaan yang di sampaikan awak media kepadanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Ir Selamat yang di tengarai tidak senang ketika di hubungi awak media terkait penanganan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Sanling Sawit Sejahtera (PT SSS). 

Ketika awak media menghubungi Kadis DLH Ir Selamat, menyoal jarak antara PKS PT SSS dengan produksi air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Inhu, berjarak tiga kilometer, sementara di lokasi tersebut menjadi langganan banjir setiap tahun. 

Sehingga di khawatirkan kolam limbah sewaktu-waktu meluap dan limbah cair masuk dan mencemari Sungai Rimpian, yang selama ini di pakai oleh pihak PDAM Inhu.

Mendengar komfirmasi dari awak wartawan seperti itu, Kadis DLH Inhu Ir Selamat langsung gusar. Dikatakannya, jika sudah menyangkut alam tentu pihaknya tidak dapat lagi bicara. Mudah-mudahan tidak akan seperti itu kejadiannya," kata Selamat, si ujung teleponnya, Kamis 30 Januari 2020 lalu.

"Kamu jangan ajari saya. Itu pabrik kan masih di bangun. Besok kalau ada pencemaran kita tindak dia (perusahaan). Dan itu semua sudah di tandatangani Kepala Desa. Kalau takut ada pencemaran, kenapa Kepala Desa kemarin menandatangani? Jika tidak mau ada limbah jangan bangun PKS dan industri lainnya. Terlalu banyak pengamat dari pada yang paham," ujar Selamat, terdengar dengan nada sedikit tinggi di ujung teleponnya. [wa]

Terkini