Metroterkini.com - Profesor Riset bidang Perkembangan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo menyebut Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dipengaruhi oleh ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang ada disekelilingnya.
Terkait itu, eks juru bicara HTI, Ismail Yunanto langsung menepisnya. Ismail mengatakan apa yang disampaikan oleh Hermawan jauh dari kebenaran.
"Itu termasuk hoaks itu, kalau itu bukan pendukung rezim mestinya masuk penjara juga itu, hoaks banget itu, ngarang banget itu dan bahkan bisa cenderung fitnah itu," kata Ismail kepada Suara.com, Senin (27/5/2019).
"Kok bagaimana meyakini wong saya enggak ada di situ kok," Ismail menambahkan.
Diberitakan sebelumnya, pengamat politik Hermawan Sulistyo mengatakan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto harus bertanggung jawab atas demonstrasi yang berujung kerusuhan pada 22 Mei 2019 di depan Gedung Bawaslu, Jakarta.
"Prabowo harus bertanggung jawab, tapi (Prabowo) pasti mengelak. Apalagi ada yang meninggal," kata Kiki, sapaan akrabnya, Seperti diberitakan Antara, Kamis (23/5/2019).
Profesor riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini mengatakan, aksi demo berujung ricuh yang terjadi pada 22 Mei lalu tidak bisa dilepaskan dari konteks politik Pilpres 2019.
Kiki meyakini, selama masa pemilu, Prabowo terkena pengaruh dari kelompok yang berada di sekelilingnya seperti kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
HTI, kata dia, punya kepentingan karena organisasinya dibubarkan pada masa pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla.
Kiki juga menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga turut mempengaruhi Prabowo dengan kepentingan untuk meningkatkan perolehan suaranya pada Pemilu 2019 .
Selanjutnya, kata Kiki, kelompok yang benar-benar ingin mati syahid yang disebut sebagai teroris juga berkepentingan. [sua-mer]