Metroterkini.com - Selain mobil listrik, mobil hybridatau hibrida juga sedang gencar dibicarakan dalam beberapa tahun belakangan ini. Toyota Prius, jadi salah satu produk yang paling dikenal saat ini sebagai mobil hybrid. Mobil ini diproduksi dan dijual masal sejak 1997.
Tapi tahukah Anda jika Prius bukanlah mobil hybrid pertama di dunia. Sebab mobil yang menggunakan dua mesin sebagai daya penggerak itu telah ada sekitar 1900.
orang pertama pencipta mobil hybrid adalah Prof Fredinand Porsche. Dia bukan orang Jepang, atau Jerman melainkan pria kelahiran Austria, 3 September 1875.
Porsche yang bekerja di Lohner Coach Factory di Viena, Austria, membuat mobil hybrid pertama yang dibuatnya disebut Porsche Lohner.
Mobil ini dilengkapi mesin bensin yang berfungsi menyuplai bahan bakar ke generator, sehingga menghasilkan daya listrik yang kemudian disalurkan melalui motor di roda depan.
Lama kelamaan mobil hybrid dia kembali kembangkan dan lahirlah Lohner-Porsche Semper Vivus sebagai cikal bakal mobil hibrida fungsional pertama. Demikian dilansir situs Porsche.
Perlu diketahui, selain menjadi pendiri merek mobil mewah dengan namanya sendiri, ‘Porsche’, dia juga menciptakan beberapa buah karya lainnya seperti Volkswagen Beetle, Mercedes-Benz SS/SK, serta mobil Porsche sendiri.
Adapun mobil hybrid pertama Porsche menjadi bintangnya saat dipamerkan di Paris World Exhibition tahun 1900.
Porsche kembali melakukan berbagai inovasi, salah satunya membuat mobil balap yang dibekali empat motor listrik di keempat roda. Sontak saja, hal ini menandai perkembangan otomotif berteknologi hybrid.
Tak hanya itu, sejumlah perusahaan otomotif rupanya ingin mencontoh Porsche. Karena itu muncul pula beberapa mobil hybrid. Salah satunya, Pieper. Perusahaan asal Belgia ini membuat kendaraan hybrid.
Mobil yang dibuatnya dibantu motor listrik yang digunakan sebagai generator untuk mengisi baterai, sekaligus membantu menggerakkan mobil saat berjalan menanjak atau berakselerasi.
Menurut berbagai sumber, di awal abad 20 memang banyak mobil berteknologi hybrid yang mengkombinasikan antara bensin dan listrik. Hanya saja, akan tetapi hal itu berakhir diawal 1930 karena ditemukanya sumber minyak baru, yang kemudian digunakan untuk kendaraan.
Dilansir Oto.com, hingga era 1960-an, seorang engineer listrik bernama Victor Wouk berinisiatif membangun hybrid-electric vehicle berbasis Buick Skylark. Namun ketiadaan investor untuk mendanai proyek ini, membuat usahanya terhenti.
Akan tetapi sebuah konsep yang benar-benar mendasari prinsip mobil hybrid modern lahir ditahun 1968, dimana tiga engineer yang bekerja untuk TRW Automotive yang bernama DR. Baruch Berman, DR. George H. Gelb, dan DR. Neal A Richardson menghasilkan sebuah modul hybrid, yang disebut Electro-Mechanical Transmision.
Dengan modul ini mereka mendemonstrasikan bahwa dengan teknologi hybrid, hanya diperlukan mesin yang kecil untuk mencapai performa serupa dengan mobil bermesin konvensional.
Setahun kemudian, General Motors menelurkan prototype GM 512 yang mampu bergerak menggunakan tenaga listriknya hingga kecepatan 16 kpj, dan antara 16-20 kpj, mobil tersebut mengandalkan motor listrik dan mesin bensin dua silinder. Di atas itu, mesin bensin itulah yang akan menggerakkan, hingga kecepatan maksimal sebesar 80 kpj.
Akan tetapi di masa ini mobil-mobil berbahan bakar bensin sudah merajalela. Bahkan di Indonesia sendiri mungkin kala itu lebih banyak mengenal kendaraan bensin dibandingkan hybrid.
Peralihan mobil dengan bahan bakar minyak ke hybrid semakin gencar dibicarakan pada era 90-an. Disebut karena banyak faktor, mulai dari menipisnya cadangan bahan bakar minyak, hingga soal emisi gas buang yang dihasilkan jenis kendaraan tersebut.
Dilansir Liputan6, Akhirnya pada 1997 Toyota menjadi pabrikan yang kembali berinisiatif menghadirkan mobil hybrid yang diproduksi massal, yaitu Toyota Prius. Meski awalnya dipasarkan secara domestik namun jumlahnya terus berkembang hingga ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Dua tahun kemudian Honda menyusul dengan Insight.
Keberadaan mobil hybrid sendiri semakin banyak digandrungi. Terlebih ketika regulasi emisi semakin gencar dilakukan di sejumlah negara. [lpt6]