Jargon SAH 'Sadudin-Ahmad Dhani' Dinilai Asal Bunyi

Kamis, 19 Januari 2017 | 00:00:13 WIB

Metroterkini.com - Setelah beberapa waktu lalu akronim SAH yang digunakan sebagai jargon politik pasangan calon Bupati Sa'dudin-Ahmad Dhani diprotes oleh pasangan calon (paslon) lain dari lawan politiknya. Protes sama dilakukan oleh Pemuda Cikarang Berdikari, Kamis (19/1/2017).

Pemuda Cikarang Berdikari (PCB) menilai, jargon SAH milik paslon Bupati nomor urut dua (2) Sa'dudin-Ahmad Dhani bukan saja dapat berpotensi menimbulkan kerancuan pada saat tahap penghitungan suara. Tetapi juga membuktikan lemahnya kreativitas komunikasi politik paslon nomor urut dua.

Neng Ulfah Ketua Pemuda Cikarang Berdikari mengatakan, mengunakan jargon-jargon yang dibentuk dari akronim demi membentuk popularitas sangat lumrah terjadi dalam momentum pilkada, namun pada pembentukannya jangan cuma asal bunyi tanpa pertimbangan lain.

"Pasca reformasi istilah sah dan tidak sah adalah istilah resmi yang dipakai dan dipergunakan dalam penghitungan suara baik di TPS atau KPU. Maka dari itu, jargon "SAH" milik paslon Sa'dudin-Ahmad Dhani perlu pertimbangan, jangan cuma asal bunyi. Demi sebuah popularitas," ucapnya.

Lanjut Neng Ulfah, dalam mengunakan, akronim yang dijadikan jargon perlu adanya pertimbangan baik, buruk, serta kreativitas paslon tersebut. Tidak mengherankan kemudian, Pilkada menguak sisi fenomenal tentang kreativitas komunikasi politik yang dilakukan melalui jargon-jargon bahasa. 

Wanita yang disapa Ulfah ini menegaskan, kepada KPU Bekasi harus bertindak dan mempertimbangkan dengan tegas terhadap jargon yang dapat menganggu kelancaran dan suasana kondusif, dalam pelaksanaan pilkada Kabupaten Bekasi 2017. 

Hal serupa diungkapkan Sekertaris Pemuda Cikarang Berdikari (PCB) Aang Jasmari. Dirinya meminta kepada tegas kepada KPU Kab. Bekasi untuk mempertimbangkan kembali jargon-jargon disetiap paslon Bupati periode 2017-2022 agar tidak ada kegaduhan pada saat penghitungan suara nanti.

"KPU Bekasi harus mempertimbangan kembali dengan cerdas dan kritis setiap jargon yang digunakan paslon Bupati. Jangan sampai jargon-jargon tersebut malah membuat kegaduhan pada saat penghitungan suara nanti," tegasnya. [rizky]

Terkini