Hary Tanoe Akan Mencalonkan Diri Jadi Presiden

Selasa, 03 Januari 2017 | 00:00:12 WIB

Metroterkini.com - Pengusaha Hary Tanoesoedibjo kemungkinan akan mencalonkan diri sebagai presiden republik Indonesia pada pemilihan umum 2019 mendatang.

Pernyataan itu diungkapkan Hary Tanoe dalam wawancaranya dengan ABC, seperti dilansir ABC.net.au, kemarin.

"Jika tidak ada seorang pun yang bisa saya percaya memperbaiki masalah negara," kata Hary Tanoe.

"Bukan untuk saya sendiri, untuk negara," tambah bos MNC Group itu.

Dalam berita berjudul 'Donald Trump's Indonesian business partner Hary Tanoe 'may try to run for president', Ketua Partai Perindo itu, mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki integritas, dan mampu memberikan solusi untuk mengatasi sejumlah persoalan negara.

Hary Tanoe pernah berniat mencalonkan diri sebagai wakil presiden menjelang pemilihan umum 2014. Kala itu, pria yang akrab disapa HT itu mendampingi Wiranto, sayang keduanya gagal melaju ke pilpres, karena partai Hanura tidak melewati ambang batas parlemen, sehingga tidak dapat mengusung calon presiden dan wakil presiden.

Menurut ABC, ambisi politik HT itu berpotensi memunculkan konflik kepentingan dengan Amerika Serikat karena HT dikenal memiliki hubungan bisnis dengan presiden AS terpilih, Donald Trump.

Hary dan Trump memiliki sejumlah proyek, termasuk di Bali dan Sukabumi.

Kata Hary, hubungan bisnis dengan Trump, membuatnya memiliki akses langsung terhadap Trump, padahal sejumlah pemimpin dunia berupaya untuk memiliki akses langsung ke orang nomor satu di negara Abang Sam itu.

"Tentu saja, karena kami bekerjasama, tapi saya membatasi interaksi dan kerjasama," kata Hary.

Kata Hary Tanoe, sehari-hari dia biasa berkomunikasi dengan anak-anak Trump. "Ketiganya, memiliki peran yang berbeda. Don junior bertanggung jawab terhadap semua project, Eric pada desain dan golf, dan Ivanka lebih pada detail hotel," kata Hary.

Hary, dalam berita ABC itu, juga menjawab pertanyaan tentang tantangannya sebagai minoritas di Indonesia yang kemungkinan membuatnya sulit untuk maju di pilpres. Terutama setelah terjadi kasus penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurutnya, dia tetap optimistis.

"Indonesia sudah siap. Apapun latar belakang pemimpin. Sebagian besar orang lebih realistis. Mereka ingin melihat seorang pemimpin yang dapat membawa solusi," kata dia. [mer-rmn]

Terkini