Metroterkini.com - Puluhan mahasiswa mengatasnamakan diri gerakan mahasiswa anti korupsi (Gemarak - Riau) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Mapolda Riau, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Rabu (14/12/16) sore.
Dalam orasinya massa aksi mendesak Polda Riau untuk menangkap Kadisnakan Rohul Marjoko terakit dugaan kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang bantuan sapi PEK - Non PEK yang mengakibatkan kerugian keuangan negara mencapai 3 milyar lebih sesuai dengan temuan BPK-RI Provinsi Riau.
Selain itu, massa aksi juga mendesak Kapolda Riau untuk mengambil alih kasus SK Bodong yang ditangani Polres Rohul karena dianggap mangkrak dan tidak berjalan bahkan sampai saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus SK Bodong dibeberapa Satuan Kerja (Satker) dengan jumlah korban cukup fantastis sebanyak 23 orang diduga melibatkan Sekdakab Ir. Damri Harun, Asisten III Pemkab Rohul Bidang Kepegawaian Sri Mulyati dan Kepala BKD Rohul Fajar Shidqy.
Fauzi Kako, yang bertindak selaku korlap (koordinator lapangan) aksi, dalam pernyataan sikapnya membeberkan sejumlah dugaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pejabat tinggi Pemkab Rohul yang sampai kini tidak pernah tersentuh hukum.
Fauzi Kako, yang mengatasnamakan Gemarak-Riau mendesak Kapolda Riau untuk mengusut tuntas dugaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang di Pemkab Rohul.
Sebelum membubarkan diri, massa aksi mengancam apabila kasus ini tidak ditindak lanjuti oleh Polda Riau, maka mereka akan menurunkan jumlah massa yang jauh lebih banyak lagi. [man-rls]