Metroterkini.com - Berbagai kesenian dari berbagai budaya disuguhkan pada pesta Selatbaru tahun ini. Pesta yang dibuka Bupati Bengkalis Amril Mukminin itu berlangsung disuana cuaca mendung. Sebab, dari malam sampai pagi dan saing Pulau Bengkalis diguyur hujan lebat disertai angin kencang.
Namun demikian, tidak menyurutkan minat masyarakat untuk datang ke pesta Pantai Selatbaru.
Diantara kesenian yang ditampilkan adalah reog, barongsai, dan beragam tarian dari kecamatan dan kabupaten di Provinsi Riau. Seperti tari Zapin dari Bantan, Reog dan Baraongsai serta tarian dari Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak, mewarnai pembukaan Pesta Pantai tahun 2016 di Pantai Indah Selat Baru, Sabtu pagi (5/11/2016).
Hadir dan ikut memukul kompang tanda pembukaan pesta pantai, Kapolres Bengkalis, AKBP Hadi Wicaksono, Dandim 0303/Bengkalis, Letkol Inf Rizal Faizal Helmi, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah, H Arianto, Ketua TP PKK Kabupaten Bengkalis, Kasmarni Amril, Camat Bantan, Samsul Bahri.
Amril Mukminin dalam kata sambutannya sebelum pembukaan menyampaikan, pembangunan sektor kepariwisataan dengan kebudayaan, laksana dua sisi mata uang yang saling berkaitan.
“Begitu pula antara pembangunan sektor pariwisata dan kebudayaan dengan sektor pembangunan lainnya. Satu sama lain tidak bisa dipisahkan, saling memiliki keterkaitan yang sangat erat,” ujarnya.
Lanjut Bupati, dalam implementasinya, berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bengkalis, satu sama lain saling terintegrasi. Diantaranya, diwujudkan melalui pelaksanaan kegiatan Pesta Pantai di Pantai Indah Selatbaru, Kecamatan Bantan yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun silam.
Dari aspek kepariwisataan misalnya, melalui kegiatan ini diharapkan Pantai Indah Selatbaru, semakin dikenal dan ramai dikunjungi wisatawan. Baik dari dalam maupun dari luar daerah.
Kemudian, dari aspek kebudayaan, pesta pantai ini sengaja dilaksanakan rutin setiap tahun. Karena, hal ini juga dinilai sebagai salah satu sarana untuk melestarikan nilai-nilai budaya. Khususnya melalui berbagai permainan tradisional atau permainan rakyat yang diperlombakan.
“Tentunya hal ini dilakukan, bukan semata-mata agar permainan-permainan tersebut tidak tergerus dan tinggal nama akibat menjamurnya dan tergantikan oleh berbagai permainan modern. Akan tetapi yang lebih penting dari itu, adalah agar falsafah atau nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam permainan rakyat tersebut tidak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan,” sebut Mantan Kepala Desa Muara Basung ini.
Sementara itu, dari informasi yang diperoleh, Pesta Pantai yang berlangsung sejak Sabtu (5/11/2016) hingga Minggu (6/11/2016) ini, akan diisi dengan berbagai perlombaan. Seperti, lomba layang-layang, melukis (tingkat SD, SLTP dan SLTA) dan lomba mewarnai untuk tingkat PAUD. [rdi]