Metroterkini.com - Agus Harimurti Yudhoyono dicalonkan sebagai calon gubernur DKI untuk Pigub DKI 2017 oleh Partai Demokrat, PKB, PPP, dan PAN. Agus pun dinilai tak akan bisa lepas dari bayang-bayang ayahnya yang juga Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari mengatakan, partai politik seperti kehilangan akal di menit-menit akhir pendaftaran pasangan calon ke KPUD DKI. Pasalnya, nama-nama yang selama ini 'berseliweran' di berbagai lembaga survei malah pada akhirnya tidak ada yang diusung.
"Dalam proses pilkada DKI, memang parpol ini seperti kehilangan akal. Nama-nama yang beredar, diukur eletabitasnya terbatas, dan diprediksi akan kalah. Jadi mending memunculkan calon yang out of the box, keluar dari kotak. Maka diturunkanlah kandidat dari langit. Siapa yang mengira Agus Harimurti sebagai calon gubernur. Dan ternyata, ada yang namanya wangsit, barangkali Pak SBY Bilang wangsit itu turun di Cikeas," kata Qodari dalam Diskusi Polemik Sindo di 'Perang Bintang di Langit Jakarta' di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/16).
Qodari menilai, Pilkada DKI Jakarta kali ini lebih menarik, karena terkesan seperti Pilpres. Ini terlihat dari tokoh-tokoh yang ada di belakang para pasangan calon.
"Para suhu turun gunung. Di belakang Ahok ada Bu Megawati (Ketum PDIP), ada Pak Jokowi (Presiden RI), ada Pak Surya Paloh (Ketua Umum Nasdem). Di belakang Agus ada Pak SBY, ada Pak Zulkifli Hasan (Ketum PAN). Di belakang Anies ada Pak Prabowo. Jadi Pilkada ini lebih menarik dari 2007, 2012. Pilkada kali ini rasa pilpres. Menuju 2019," kata Qodari.
Khusus untuk Agus Harimurti, Qodari menilai dia tak akan bisa lepas dari 'bayang-bayang' SBY. Pasalnya Agus memang sudah dikenal oleh publik sebagai putra dari SBY.
"Ingat, di belakang Agus itu ada Pak SBY. Pak SBY itu banyak sekali pendukungnya. Jadi remember SBY remember Agus Harimurti. Lihat saja nanti bagaimana tindakan SBY, 'Mbah Pencitraan' memoles Agus Harimurti. Seperti apa nanti," kata Qodari. [detik]