Metroterkini.com - Terkait dugaan kebocoran limbah PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) diduga dibuang melalui kanal ke Sungai Kampar, Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Riau pada kamis (18/8/16) lalu, Perusahaan bubur kertas ini menyanggupi tuntutan yang diajukan warga sebanyak 3 poin, sementara poin ke 4 tidak disanggupi perusahaan.
"Yang tidak dipenuhi oleh RAPP masalah uang kontan, tapi 3 lainnya sudah di penuhi," Jelas warga Sering, KL (37th), melalui Telpon selulernya, Senin (22/8/16).
Sementara tiga syarat untuk ganti rugi limbah tersebut adalah, membuat perkebunan, kilo meter listrik atau KWh dan mendukung setiap kegiatan pemuda di desa Sering, "Apapun itu asal kerja sama," jelasnya.
Mengenai ikan mati akibat pemebersihan kanal seperti yang disebutkan rilis RAPP disebut Kl itu tidak ada, sebab selama satu bulan ini tidak ada kegiatan perawatan atau cuci kanal, walaupun itu kanal milik RAPP sendiri dan dikerjakan oleh kontraktornya sendiri.
Mengenai kapan terealisasi janji RAPP ini diaku warga belum jelas, sebab kebocoran sebelumnya RAPP sering ingkar janji, "Sebelumnya perusahaan sering melakukan hal yang sama, kalau limbah bocor kami dapat ganti rugi," Jelas KL.
Warga Sering pada waktu, Kamis (18/8/16) melaporkan ikan mati mengapung dalam kanal limbah yang diduga mati akibat buangan limbah PT. Riau Andalan Pulp and Paper, sehingga akibat laporan ini Tim Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) wilayah Sumatra langsung turun ke lokasi, mereka menemukan ikan mati sudah membusuk sesuai laporan warga.
Tim dengan beranggotakan 4 orang itu terus bergerak menyusuri kanal sungai Kampar, di pinggiran sungai ini juga masih terlihat ikan mati, seperti berita sebelumnya, warga melakukan protes atas dugaan kebocoran limbah PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) masuk dalam aliran sungai Kampar.
Akibat kebocoran ini warga desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Riau mengakibatkan ikan disungai mereka menjadi mati dan MCK menggunakan air sungai mengakibatkan badan warga menjadi gatal - gatal.
Akibat kejadian yang terus berulang warga selalu mendapat kunjungan dari karyawan petinggi RAPP, tidak lagi mau berdamai dengan dibelikan sapi seperti kebocoran limbah RAPP sebelumnya, namun kenyataannya setelah dibujuk akhirnya 3 dari 4 permintaan warga dipenuhi.
Beberpa tahun lalu kejadian serupa pernah terjadi, warga di imingi sapi dan kasus ini diam, bahkan BLH Pelalawan setelah itu tidak lagi terdengar melakukan pengusutan pada RAPP, limbah ini dikabarkan di buang kekanal limbah yang mengalir dari hulu kolam Limbah RAPP.
Informasi warga yang ikut tim kelokasi, saat ikan mati kamis (18/8/16) terlihat air aliran limbah ini sangat keruh pekat, namun aneh setelah ribut dimedia dan tim ada dilokasi itu, airnya terlihat jernih.
Dikonfirmasi Staf Coorporate Comunications Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) atau akrab dikenal Humas, Budhi Firmansyah, tidak mau berkomentar, bahkan SMS mereka enggan mebalas??.[basya]