Ikan Mabuk Dikanal Limbah RAPP, Warna Air Sungai Seperti Teh Pekat

Sabtu, 20 Agustus 2016 | 00:00:02 WIB

Metroterkini.com - Setelah mendapat laporan warga terhadap ikan mati mengapung dalam kanal limbah yang diduga mati akibat bungan limbah PT. Riau Andalan Pulp and Paper, Tim Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) wilayah Sumatra langsung turun ke lokasi, mereka menemukan ikan mati sudah mebusuk.  

"Kami menelusuri sungai dai hilir sampai kehulu, memang kami lihat ikan banyak yang sudah mebusuk di kanal limbah tersebut," jelas Salah seorang dari tim, Eduwar Hutapea

Tim dengan beranggotakan 4 orang itu terus bergerak menyusuri sungai Kampar, di pinggiran sungai ini juga masih terlihat ikan mati, seperti berita sebelumnya, warga melakukan protes atas dugaan kebocoran limbah PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) masuk dalam aliran sungai Kampar.

Akibat kebocoran ini warga desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Riau ikan mati dan badan warga menjadi gatal - gatal dan membuat warga gerah saat mandi. Eduwar berjanji akan mengungkap penyebab ikan mati mendadak tersebut.

Akibat kejadian yang terus berulang warga selalu mendapat kunjungan dari karyawan petinggi RAPP misalnya Wan Jek, tapi warga tidak lagi mau berdamai dengan dibelikan sapi sekalipun seperti sebelumnya.

"Kali ini kami tidak mau lagi dibujuk dengan sapi oleh RAPP, kami mau pemerintah melalui Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya mengusut sampai tuntas," jelas warga Sering, Motal saat melakukan dialog dengan perwakilan RAPP Wan Jek, Kamis (18/8/19) lalu.

Beberpa tahun lalu kejadian serupa pernah terjadi, warga di imingi sapi dan kasus ini diam, bahkan BLH Pelalawan setelah itu tidak lagi terdemgar melakukan pengusutan pada RAPP, limbah ini dikabarkan di buang kekanal limbah yang mengalir dari hulu kolam Limbah RAPP.

Informasi warga yang ikut tim kelokasi, saat ikan mati kamis (18/8) lalau itu terlihat air aliran limbah ini sangat keruh pekat, namun aneh setelah ribut dimedia dan tim ada dilokasi itu, airnya terlihat jernih.

"Diduga RAPP melepas limbah ini sekali dalam sebulan, nah saat limbah ini dilepas airnya berubah keruh kemerahan, warnanya seperti batang kayu meranti tua," kata Saleh.[basya]

Terkini