Tokoh Pendidikan Ponorogo Curhat kepada Ibas

Ahad, 08 November 2015 | 00:00:05 WIB

Metroterkini.com - Salah satu tokoh senior dunia pendidikan di Kabupaten Ponorogo, HS Pirngadi sempat mencurahkan hati atau curhat saat bertemu Anggota Komisi X DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono disela-sela resesnya di Kabupaten Ponorogo, Sabtu (7/11) kemarin. Salah satu titik kunjungan reses  Ibas sapaan akrab Edhie Baskoro Yudhoyono dilaksanakan di SMK (STM) PGRI 2 Ponorogo.

Pada kesempatan tersebut Ibas disambati oleh HS Pirngadi terkait pentingnya dihidupkannya kembali bela Negara. Selain itu HS Pirngadi juga mengaku prihatin tidak dimasukkannya mata pelajaran (mapel) PPKN atau Kewarganegaraan sebagai salah satu mapel yang diujikan dalam Ujian Nasional. 

“Sebagai pendidik kami sangat prihatin karena pemerintah sejak beberapa tahun lalu tidak memasukkan mata pelajaran PPKN atau Kewaergaraan dalam Ujian Nasional,” keluh HS Pirngadi.

Pihaknya sangat prihatin atas pudarnya semangat kebangsaan anak muda bangsa pada saat ini. 

“Kami sebagai orang tua saat ini sangat prihatin karena ternyata generasi muda kita kurang bisa mengahyati dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Oleh karena itu, dia yakin jika PPKN atau Kewarganegaraan di masukkan dalam materi Ujian Nasional. “Percayalah jika kita mau memulai hal yang kecil itu dengan baik maka ke depan akan bisa membawa kemajuan bangsa," pesanya. 

Selain itu mantan Kepala Sekolah SMK PGRI 2 ini juga berharap kepada Ibas untuk memberikan masukkan kepada pemerintah agar mewajibkan kepada sekolah/kantor dinas/instansi baik di tataran pusat maupun Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan upacara peringatan hari besar nasional. 

Mbah Pir, panggilan akrab HS PIrngadi ini merasa sedih jika beberapa peringatan hari besar nasional, seperti Hari Pahlawan, Hari Sumpah Pemuda, Hari Kesaktian Pancasila serta hari besar nasional lainnya  tidak diperingati dengan upacara bendera pada kantor dinas/instansi ataupun sekolah.  

“Kapan lagi kita sebagai generasi muda mengisi kemerdekaan kalau kita sudah ogah-ogahan alias malas melaksanakan hal kecil semacam upacara peringatan hari besar nasional tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia meminta kepada Ibas untuk ikut menyampaikan keluh kesah para pendidik di Ponorogo tersebut. Menanggapi permintaan tersebut, Ibas berjanji akan menyampaikan aspirasi tersebut melalui jalur legislasi serta menyampaikan kepada pihak terkait dalam pemerintahan. 

“Masukan ini cukup bagus dan akan kami teruskan agar keprihatinan bersama ini menjadi penyemangat dalam menumbuhkan sikap patriotism dan bela negara generasi muda bangsa,” ujar Ibas. [nur]

Terkini