Metroterkini.com - Pembangunan proyek pengaman pantai yang tengah dikerjakan di Kecamatan Bantan, merupakan bukti keseriusan Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam upaya penanggulangan abrasi di Pulau Bengkalis. Walau demikian, jangan pula sampai merusak lingkungan seperti kawasan konservasi mangrove.
“Kita berharap pengerjaan proyek pengaman pantai di Desa Teluk Papal dapat memperhatikan kelestarian lingkungan terutama vegetasi mangrove. Hal ini mengingat wilayah tersebut merupakan kawasan konservasi mangrove. Saya mendapat laporan banyak tanaman mangrove yang rusak dampak dari pengerjaan proyek tersebut,” ujar Ketua DPRD Bengkalis, H Heru Wahyudi ketika meninjau kawasan konservasi mangrove dan pengerjaan proyek pengaman pantai di Desa Teluk Papal, Rabu (14/10/15) sore.
Dipaparkan Ketua DPD PAN Kabupaten Bengkalis, masalah abrasi merupakan persoalan yang sangat serius diwilayah pesisir di Pulau Bengkalis yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Maka dari itu, persoalan ini harus ditangani semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah.
“Kami apresiasi dan memberikan dukungan kepada masyarakat Papal yang berinisiatif dan aktif dalam dalam merehabilitasi kawasan pesisir dengan menanam mangrove di bawah binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis ini,” ujar Heru didampingi PPTK Korservasi dan Rehabilitasi Dinas Kelautan dan Perikanan Bengkalis, Muchlizar.
Di satu sisi, pembangunan proyek pengaman pantai yang tengah dikerjakan oleh rekanan di Kecamatan Bantan, merupakan bukti keseriusan Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam upaya penanggulangan abrasi di Pulau Bengkalis.
“Keduanya harus sejalan karena tujuannya sama-sama mencegah terjadinya abrasi. Jangan pula sebaliknya, penahan gelombang dibangun tapi ekosistem mangrove justru dirusak. Kita mengharapkan saling berdampingan,” ingat Ketua DPRD.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga Desa Teluk Papal, Kecamatan Bantan menyayangkan pengerjaan proyek pembangunan pengaman pantai yang dilaksanakan oleh rekanan merusak ekosistem mangrove. Ada beberapa titik pohon mangrove yang telah ditanam, justru rusak akibat mobilisasi alat berat.
Disampaikan warga Papal, Ponimin (40), Senin (12/10/15) lalu, ada beberapa titik mangrove yang mengalami kerusakan, diduga disebabkan alat berat yang menepi ke bibir untuk mengambil material untuk pengerjaan proyek pengaman pantai yang berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkalis.
“Dari pengamatan kami di lapangan, bekas mangrove yang tercabut akibat baket eskavator. Padahal mangrove tersebut sengaja ditanam oleh Kelompok Masyarakat Konservasi Lingkungan Pesisir Desa Teluk Papal binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Bengkalis,” ujar Poniman yang juga selaku ketua kelompok.
Ia berharap, jangan sampai pekerjaan pembangunan pengaman pantai dari abrasi justru merusak hutan mangrov yang juba berfungsi mencegah abrasi. “Silakan bekerja karena tujuan kita sama-sama mencegah abrasi. Jangan pula pengaman pantai dibangun, sementara ekosistem mangrove dirusak, itu tidak benar namanya, Kita berharap perusakan ekosistem mangrove tidak akan terulang kembali,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ponimen juga mempertanyakan progres pekerjaan pengaman pantai di Desa Teluk Papal tersebut yang terkesan lamban padahal pengumuman pemenangnya sekitar Juli lalu. Di samping itu, lokasi titik pengerjaannya juga sangat jauh dari bibir pantai.
“Apakah titik pengerjaan proyek pengaman pantai di Desa Teluk Lapak ini sudah tepat atau hanya untuk mempermudah pekerjaannya saja. Karena kita lihat penempatannya cukup jauh dari bibir pantai,” tanya Ponimen. [rdi]