Mesin Cetak Sendal Berlafal Allah Berasal dari China

Rabu, 14 Oktober 2015 | 00:00:04 WIB

Metroterkini.com - Anak pemilik perusahaan PT Pradipta Perkasa Makmur (PPM), Lim Long Hwa, tidak mengetahui dan tidak ada unsur kesengajaan dari pihaknya terkait sandal yang terdapat lafal Allah. Dirinya mengatakan bahwa sandal yang sudah diproduksi selama setahun tersebut, mesin cetak sandalnya diimpor dari negeri China.

"Desain untuk mesin sandal itu saya pesan dari China. Begitu mesin sudah tiba, maka langsung dilakukan proses pembutan sandal, namun saya tidak mengtahui kalau hasil cetaknya bisa seperti ini terdapat lafal Allah," kata Lim Long Hwa kepada wartawan di sela pemusnahan sandal berlafal Allah di halaman kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Jalan Masjid Al Akbar Timur 9, Surabaya, Selasa (13/10/2015).

Lim Long Hwa hanya mengetahui kalau produk sandal tersebut bermerek Glacio dan harga jual seharga Rp 10 ribu per pasang. "Saya nggak tahu kalau ada produksi kayak begini berlafal Allah. termasuk Quality Control juga nggak tahu bisa begini. Kita tahunya dilapori oleh distribusi," tuturnya.

Begitu mendapatkan protes dari para konsumen, pihak perusahan PT PPM melakukan pengecekan yang ternyata hasilnya benar. "Dari sini saya langsung menghentikan pembuatan sandal, dan sekali lagi saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada saudara muslim di seluruh Indonesia dengan ketidaksengajaan perusahaan kami membuat sandal ini," pintanya.

Pernyataan senada disampaikan sama Irhamto kuasa hukum PT Pradipta Perkasa Makmur. "Memang benar-benar tidak tahu dan tidak ada unsur kesengajaan," ujarnya.

Ia mengatakan, kliennya melakukan pemesanan mesin cetak sandal ke China dan tidak tahu hasilnya terdapat lafal Allah. 

"Saya tidak bisa mengembalikan, sebab pemesanan ini tidak bisa dikembalikan ke China. Jadi barang yang sudah dikirim tidak bisa dikembalikan lagi. Ya kalau di Indonesia kita bisa return. Apalagi pemesanan mesin cetak sandal di China harganya juga lebih murah," terang pengacara yang juga bergerak di bidang HaKI. [beritajatim]

Terkini